Menbud Fadli Zon: Generasi Muda Harus Jadi Garda Terdepan dalam Menjaga Kebudayaan

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan pentingnya memperkuat nilai-nilai kearifan lokal sebagai fondasi identitas nasional Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi. Hal itu disampaikan Fadli Zon dalam keterangan pers yang diterima pada Sabtu (31/5/2025).

“Di tengah globalisasi, kita menghadapi tantangan besar dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan. Generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam memastikan kebudayaan nasional tetap relevan di tengah perubahan zaman,” kata Fadli Zon.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menyoroti kekayaan budaya yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur. Ia menyebutkan sejumlah warisan budaya, seperti lukisan prasejarah di Gua Sangkulirang yang menjadi bukti peradaban manusia di Nusantara sejak 40.000 tahun sebelum masehi, jejak sejarah Kerajaan Kutai, serta tradisi lokal yang masih hidup hingga kini seperti Tana Ulen, Upacara Pelas Tahun, dan Handep atau Mapalus.

Fadli Zon juga menekankan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Kebudayaan yang untuk pertama kalinya berdiri sendiri sejak 79 tahun Indonesia merdeka berkomitmen memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan alam, lingkungan, dan budaya. Hal ini diharapkan dapat mengantarkan bangsa Indonesia pada masyarakat yang adil dan makmur.

“Warisan budaya Indonesia harus dapat dimanfaatkan secara optimal, sebagai penguat identitas nasional, perekat dan pemersatu bangsa, sekaligus memperkaya peradaban dunia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fadli Zon menekankan pentingnya menjadikan budaya sebagai instrumen pembangunan nasional. Hal itu selaras dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 yang memerintahkan negara untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, sekaligus menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Hal itu juga ditegaskan dalam Pasal 28I ayat (3), yang menyatakan identitas budaya dan hak masyarakat tradisional harus dihormati selaras perkembangan zaman.

“Maka pemerintah berkomitmen memajukan kebudayaan bangsa dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berkolaborasi, salah satunya melalui pemajuan kebudayaan daerah,” tegasnya.

Dalam lawatannya ke Kalimantan Timur, Fadli Zon juga berharap provinsi ini semakin banyak memiliki museum yang berfungsi sebagai jendela peradaban, menyajikan narasi tentang perkembangan masyarakat dan tradisi lokal yang kaya.

Sebagai bentuk dukungan, Kementerian Kebudayaan telah menyediakan skema Dana Indonesiana sebuah dana abadi kebudayaan sebesar Rp5 triliun yang dapat diakses oleh individu, komunitas budaya, dan lembaga kebudayaan melalui 11 kategori pendanaan.

“Dengan adanya Dana Indonesiana, kami ingin semakin banyak generasi muda yang terlibat aktif dalam upaya pemajuan kebudayaan bangsa,” kata Fadli Zon.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki visi besar untuk menjadi Ibu Kota Kebudayaan Dunia melalui program Reinventing Indonesian Identity.

“Cita-cita besar ini hanya dapat tercapai dengan kontribusi dan komitmen dari seluruh elemen bangsa,” tandas Fadli Zon.

Pernyataan itu disampaikan Fadli Zon saat menghadiri Kuliah Umum bertajuk “Menggali Kearifan Lokal: Perbandingan Hukum Adat dan Kearifan Lokal dalam Masyarakat Modern” di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Jumat (30/5). Acara ini juga dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Timur Seno Aji, Wali Kota Samarinda H. Abdullah, civitas akademika UMKT, pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Timur, perwakilan Kesultanan Paser, Dewan Adat Kutai, serta perwakilan Dewan Budaya dan Dewan Adat Kalimantan Timur.

 

Foto: HO/Kementerian Kebudayaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup