Pameran “Verleden–Heden” di Belanda Angkat Sejarah Pendidikan Seni Indonesia ke Panggung Global
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan pameran seni bertajuk “Verleden–Heden: Past–Present, Art Schools in Indonesia” di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH), Wassenaar, Belanda. Acara ini menjadi wadah reflektif yang menyatukan lintas waktu—masa lalu, kini, dan masa depan—dalam konteks sejarah pendidikan seni di Indonesia.
Pameran resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada Jumat (13/6/2025), disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Mayerfas, para Rektor dari ISI Yogyakarta dan ISI Bali, perwakilan Institut Teknologi Bandung (ITB), serta akademisi dan kurator dari Universitas Leiden.
“Pameran ini layaknya sebuah ruang dialog antargenerasi yang memungkinkan kita menelusuri kembali jejak sejarah pendidikan seni di Indonesia. Di tengah tantangan global saat ini, seni memainkan peran penting dalam memperkuat resiliensi dan perdamaian,” ujar Fadli dalam pidato pembukaan.
Pameran Verleden–Heden menyajikan narasi visual dan historis secara komprehensif, melalui berbagai karya seni, arsip, dokumentasi, dan kisah institusi pendidikan seni terkemuka Indonesia seperti Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dan ISI Bali.
Karya-karya tokoh penting dalam sejarah seni Indonesia turut dipamerkan, antara lain R.J. Katamsi, pendiri ISI Yogyakarta, serta Simon Admiraal yang berperan besar dalam perkembangan seni rupa modern di ITB. Melalui figur-figur tersebut, pameran ini menyoroti peran seni dalam pembentukan identitas bangsa dan sebagai sarana penghubung antarbudaya.
Fadli juga menegaskan bahwa acara ini menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan Belanda.
“Verleden–Heden bukan sekadar pameran, melainkan simbol komitmen kita terhadap keadilan budaya dan kebebasan berekspresi,” katanya.
Kementerian Kebudayaan menggandeng kurator dari kalangan akademisi, yakni Aminuddin T.H. Siregar dari ITB dan Universitas Leiden, untuk merancang penyajian pameran yang holistik.
Selain pameran, rangkaian acara juga mencakup simposium, diskusi terbuka, serta lokakarya yang melibatkan seniman, akademisi, pelajar, hingga komunitas diaspora Indonesia di Belanda. Tujuan besarnya adalah mendorong pertukaran ide dan menciptakan ruang kolaborasi lintas negara dalam bidang seni dan budaya.
Kementerian berharap kegiatan ini menjadi katalisator hubungan budaya yang lebih erat antara Indonesia dan Belanda, sekaligus membuka wacana kritis terhadap sejarah bersama kedua negara dalam konteks seni dan pendidikan.
Verleden–Heden dijadwalkan berlangsung selama beberapa pekan di SIDH dan terbuka untuk publik luas, termasuk masyarakat Belanda dan diaspora Indonesia.
Foto: Kementerian Kebudayaan RI