14 Persen Pasien TBC di Jakarta Utara Putus Pengobatan, Pemkot Soroti Stigma dan Minimnya Dukungan
Pemerintah Kota Jakarta Utara mencatat sebanyak 14 persen pasien tuberkulosis (TBC) di wilayahnya tidak menjalani pengobatan atau putus di tengah jalan. Kondisi ini dinilai menghambat upaya penyembuhan pasien serta memperbesar risiko penularan penyakit menular yang menyerang paru-paru tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara, dr. Ratna Sari, mengungkapkan bahwa hambatan terbesar datang dari stigma masyarakat terhadap penderita TBC. Tak sedikit pasien yang enggan melanjutkan pengobatan karena khawatir akan kehilangan pekerjaan atau merasa tidak mendapat dukungan sosial dan ekonomi yang memadai.
“Pasien yang tidak memulai atau menghentikan pengobatan umumnya mengalami tekanan sosial. Banyak yang takut diasingkan atau diberhentikan dari pekerjaannya,” ujar dr. Ratna dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (17/6).
Lebih lanjut, dr. Ratna menyebutkan bahwa penanganan TBC di Jakarta Utara masih menghadapi berbagai kendala, termasuk kekurangan tenaga kesehatan terlatih di puskesmas maupun klinik. Sejumlah fasilitas kesehatan swasta dan dokter praktik mandiri juga dinilai belum aktif melaporkan kasus TBC karena keterbatasan sumber daya dan kurangnya akses terhadap sarana diagnostik.
“Kendala lainnya adalah rendahnya partisipasi fasilitas kesehatan swasta. Meski ada uji coba pembiayaan inovatif dari BPJS Kesehatan, belum tersedia insentif yang memadai bagi tenaga medis untuk menangani kasus TBC,” jelasnya.
Berdasarkan data terbaru Sudinkes Jakarta Utara, tercatat 3.636 kasus TBC sejak Januari hingga 11 Juni 2025. Dari jumlah tersebut, 3.038 pasien telah menjalani pengobatan di berbagai fasilitas kesehatan yang tersebar di wilayah tersebut.
“Sekitar 53 persen pasien telah dinyatakan sembuh, dan sisanya masih dalam tahap pengobatan,” kata dr. Ratna.
Pemerintah Kota Jakarta Utara terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat, penguatan kapasitas tenaga kesehatan, serta kolaborasi dengan sektor swasta guna menekan angka kasus TBC dan meningkatkan keberhasilan pengobatan di wilayahnya.
Foto: Antara