Kadin Tegaskan UMKM Jadi Fondasi Ekonomi Nasional, Didukung Penuh Pemerintah
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti peran strategis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan jumlah pelaku usaha mencapai 60 juta unit, UMKM dinilai menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyatakan bahwa kontribusi UMKM terhadap perekonomian sangat signifikan. Ia menyebut nilai ekonomi dari sektor ini mencapai sekitar Rp300 triliun.
“Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 60 juta unit usaha. Ini adalah kekuatan besar yang menopang perekonomian nasional,” ujar Anindya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Pemerintah pun memposisikan UMKM sebagai mitra strategis dalam pembangunan ekonomi. Beragam program telah digulirkan untuk mendukung sektor ini, termasuk penguatan akses pembiayaan dan insentif fiskal.
Anindya mencontohkan salah satu bentuk dukungan tersebut adalah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai sekitar Rp250 triliun. Selain itu, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah dengan anggaran Rp200 triliun juga diyakini akan membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang dan naik kelas.
“Dengan dukungan seperti KUR dan program MBG, kami optimistis UMKM tak hanya akan tumbuh, tetapi juga mampu naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas,” tambahnya.
Sejalan dengan upaya tersebut, Kadin menyambut baik penetapan 10 Juni sebagai Hari Kewirausahaan Nasional. Momen ini dianggap sebagai simbol perjuangan panjang pengusaha muda dalam mendorong kemajuan UMKM di Tanah Air.
Penetapan tanggal tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), yang pada tahun ini genap berusia 53 tahun.
“Ini hari yang sangat penting. Setelah perjuangan panjang, akhirnya 10 Juni ditetapkan sebagai Hari Kewirausahaan Nasional. Ini sekaligus menjadi ulang tahun pertama perayaan nasional kewirausahaan,” ujar Anindya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI sekaligus Ketua Dewan Kehormatan BPP Hipmi, Bahlil Lahadalia, turut menegaskan pentingnya penguatan peran pengusaha dalam pembangunan bangsa. Menurutnya, penetapan Hari Kewirausahaan Nasional memiliki makna historis karena bertepatan dengan lahirnya Hipmi.
“Tidak mungkin negara ini bisa maju jika jumlah pengusahanya masih terbatas. Kita butuh pengusaha yang memiliki semangat kebangsaan dan rasa nasionalisme tinggi,” tegas Bahlil.
Ia juga menyampaikan bahwa visi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong para pelaku usaha untuk menjadi benteng pertahanan ekonomi nasional.
“UMKM adalah pondasi ekonomi nasional kita. Mereka bukan sekadar pelaku usaha kecil, tapi ujung tombak ketahanan ekonomi di tengah tantangan global,” pungkasnya.
Foto : Kadin