Pemerintah Luncurkan Paket Stimulus Ekonomi Jilid II Hadapi Tekanan Global, Nilai Total Capai Rp24,44 Triliun
Pemerintah Indonesia kembali menggulirkan paket kebijakan stimulus ekonomi pada triwulan II 2025 untuk menjaga daya tahan perekonomian nasional di tengah meningkatnya tekanan global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bentuk mitigasi agar pertumbuhan ekonomi domestik tidak tergelincir lebih dalam akibat pelemahan ekonomi global dan gejolak geopolitik.
“Situasi global tidak menunjukkan perbaikan. Lembaga seperti IMF dan Bank Dunia telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2025,” ujar Sri Mulyani dalam pernyataan pers di Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Ia menjelaskan, tekanan eksternal mulai terasa sejak awal kuartal kedua tahun ini. Indeks manufaktur global (PMI) terus melemah ke zona kontraksi. Harga komoditas juga menunjukkan tren penurunan, sementara konflik geopolitik antara Iran dan Israel dengan dukungan Amerika Serikat sempat menyebabkan lonjakan harga minyak sebesar 8 persen sebelum akhirnya kembali stabil.
Di dalam negeri, gejala pelemahan mulai terlihat pada sejumlah indikator ekonomi. Aktivitas manufaktur nasional tercatat masuk zona kontraksi, penjualan semen menurun pada Mei setelah sempat menguat di April, serta penjualan mobil yang anjlok signifikan.
“Ini menggambarkan bahwa dampak perlambatan global sudah mulai menjalar ke sektor-sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.
Meski begitu, Sri Mulyani menegaskan bahwa ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan. Inflasi inti tetap rendah di angka 1,9 persen, ekspor tetap relatif stabil, dan neraca perdagangan masih mencatat surplus per Mei 2025.
Untuk mencegah tekanan eksternal menjalar lebih luas, pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi kedua pada 2025 dengan nilai total mencapai Rp24,44 triliun. Kebijakan ini menyasar sektor konsumsi, bantuan sosial, serta pelindungan terhadap pekerja.
Berikut rincian stimulus yang diluncurkan:
• Diskon Transportasi Umum: Pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp0,94 triliun untuk memberikan potongan harga tiket kereta, pesawat, dan kapal laut selama libur sekolah Juni-Juli 2025.
• Diskon Tarif Tol: Diskon tarif tol dibiayai dari anggaran non-APBN sebesar Rp0,65 triliun untuk mendukung mobilitas masyarakat selama masa liburan.
• Perluasan Bantuan Sosial: Tambahan dana Rp11,93 triliun dikucurkan untuk memperkuat jaring pengaman sosial. Rinciannya meliputi kartu sembako tambahan sebesar Rp200 ribu per bulan selama dua bulan dan distribusi bantuan beras 10 kg per bulan untuk keluarga penerima manfaat.
• Subsidi Upah Pekerja dan Guru: Sebanyak 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta akan menerima subsidi upah Rp300 ribu. Selain itu, subsidi juga diberikan kepada 288 ribu guru Kemendikbudristek dan 277 ribu guru Kemenag, dengan total anggaran Rp10,72 triliun.
• Insentif Jaminan Sosial: Pemerintah memperpanjang diskon iuran jaminan kecelakaan kerja untuk sektor padat karya dengan dana non-APBN sebesar Rp0,2 triliun.
Sri Mulyani menyebut, stimulus ini menjadi upaya pemerintah untuk menjaga ritme pertumbuhan ekonomi nasional agar tidak melambat drastis. Berdasarkan analisis lembaga internasional, tekanan global, termasuk dampak tarif tinggi dari Amerika Serikat dan ketidakpastian perdagangan, berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga ke level 4,7 persen.
“Dengan stimulus ini, kita ingin mengimbangi tekanan dari luar agar konsumsi dan aktivitas domestik tetap terjaga,” ujarnya.
Paket ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, memperkuat ketahanan ekonomi, serta menciptakan stabilitas di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi paruh kedua tahun 2025.
Foto: Kementerian Agama RI