Produksi Padi Diprediksi Menurun di Mei, Namun Meningkat Tajam hingga Agustus 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan adanya penurunan signifikan dalam produksi padi nasional pada Mei 2025. Namun, tren jangka menengah menunjukkan potensi pemulihan dan peningkatan produksi hingga Agustus mendatang.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyatakan bahwa produksi padi pada Mei 2025 diperkirakan hanya mencapai 4,98 juta ton gabah kering giling (GKG).

Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 22,74 persen dibandingkan dengan produksi pada Mei tahun sebelumnya yang tercatat 6,44 juta ton.
Meski demikian, BPS memperkirakan akan terjadi lonjakan produksi dalam beberapa bulan ke depan.

“Potensi produksi padi sepanjang Juni hingga Agustus 2025 diprediksi mencapai 14,03 juta ton GKG, naik 13,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Pudji dalam keterangan resminya, Selasa (1/7/2025).

Secara kumulatif, total produksi padi nasional dari Januari hingga Agustus 2025 diperkirakan mencapai 43,34 juta ton GKG. Angka tersebut meningkat sebesar 5,36 juta ton atau 14,11 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang tercatat 37,98 juta ton GKG.

Penurunan produksi padi pada Mei juga berdampak langsung terhadap produksi beras untuk konsumsi. Pudji mencatat, produksi beras pada bulan tersebut diperkirakan hanya sebesar 2,87 juta ton—turun 22,65 persen dibandingkan Mei tahun lalu yang mencapai 3,71 juta ton.

Namun seperti produksi GKG, tren positif juga terlihat dalam proyeksi beras. “Produksi beras sepanjang Juni hingga Agustus 2025 diperkirakan sebesar 8,09 juta ton, meningkat 13,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya.

Dengan demikian, total produksi beras dari Januari hingga Agustus 2025 diprediksi mencapai 29,97 juta ton. Angka ini mengalami kenaikan 3,08 juta ton atau 14,09 persen dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2024.

Di sisi lain, hasil survei Kerangka Sample Area (KSA) BPS pada Mei 2025 menunjukkan bahwa sekitar 12,24 persen lahan pertanian padi telah memasuki fase panen. Persentase ini turun dari 16,38 persen pada Mei 2024.

BPS juga melaporkan bahwa sekitar 37,91 persen lahan padi saat ini sedang dalam kondisi tumbuh atau standing crop. Rinciannya, sebanyak 17,23 persen berada pada fase vegetatif awal, 9,17 persen pada fase vegetatif akhir, dan 11,51 persen telah memasuki fase generatif.

Kondisi iklim, pergeseran musim tanam, serta ketersediaan air irigasi diperkirakan menjadi faktor utama yang memengaruhi dinamika produksi ini.

 

 

Foto : Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup