477 Jamaah Lansia dan Disabilitas Tuntas Jalani Safari Wukuf, Kemenag Dorong Jadi Program Unggulan
Sebanyak 477 jamaah haji Indonesia yang tergolong lanjut usia, berisiko tinggi, dan penyandang disabilitas telah selesai menjalani rangkaian ibadah wukuf melalui program Safari Wukuf yang diselenggarakan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Para peserta kini telah kembali ke hotel masing-masing di Makkah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, menyampaikan bahwa sebagian jamaah telah dipulangkan ke pemondokan pada Selasa (10/6), sementara sisanya dijadwalkan kembali pada malam hari.
“Saat ini, sebagian jamaah yang ikut program safari wukuf telah kembali ke hotelnya masing-masing. Dan sebagian lagi kami jadwalkan malam ini untuk bisa kembali ke hotel asal,” ujar Hilman di Makkah pada Rabu (11/6/2025).
Sebelumnya, para peserta diinapkan sementara di hotel transit menjelang puncak ibadah wukuf di Arafah. Hilman turut memantau langsung proses evakuasi dan pengembalian jamaah ke pemondokan.
Menurut Hilman, Safari Wukuf menjadi solusi efektif untuk jamaah yang memiliki kendala fisik atau kesehatan dalam melaksanakan ibadah wukuf secara mandiri di Arafah.
“Program ini menjadi satu alternatif yang terus kami kembangkan karena sangat bermanfaat untuk jamaah yang kesulitan dalam melakukan ibadah haji, terutama saat wukuf di Arafah. Bisa karena keterbatasan fisik, penyakit bawaan, atau mobilitas yang tidak memadahi,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada lebih dari 120 petugas haji yang mendampingi para peserta Safari Wukuf, menyebut mereka sebagai ujung tombak pelayanan dengan dedikasi tinggi.
“Saya ucapkan terima kasih atas dedikasi lebih dari 120 petugas yang mendampingi jamaah safari wukuf. Tentu butuh ketelatenan, kesabaran dan kesungguhan memberikan pelayanan yang terbaik,” tuturnya.
Ke depan, Kemenag akan mendorong agar Safari Wukuf dijadikan program unggulan nasional dalam penyelenggaraan haji. Kemenag juga berencana menyampaikan inisiatif ini kepada Pemerintah Arab Saudi.
“Kami akan kabarkan kepada Pemerintah Arab Saudi tentang safari wukuf dan insya Allah akan menjadi program unggulan,” tambah Hilman.
Meski demikian, Hilman berharap jumlah peserta Safari Wukuf di tahun mendatang bisa menurun. Hal ini akan menunjukkan peningkatan istithaah, atau kemampuan fisik dan kesehatan jamaah, yang menjadi syarat penting dalam pelaksanaan ibadah haji.
“Justru kita ingin kurangi jumlahnya, karena kita ingin meningkatkan istithaahnya. Kalau dari tahun ke tahun jumlah jamaah safari wukuf semakin bertambah, itu artinya istithaahnya kurang berhasil. Kami ingin semakin kuat istithaahnya sehingga proses perjalanan ibadah haji menjadi lebih mudah bagi jamaah,” tegasnya.
Dari 2.600 calon peserta yang diusulkan tahun ini, hanya 477 jamaah yang akhirnya memenuhi syarat untuk mengikuti program ini. Kemenag berharap tren ini terus membaik di masa depan.
Foto : Istimewa