Cirebon Luncurkan Kampung Batik AI, Kolaborasi Teknologi dan Tradisi Menuju Masa Depan Batik Indonesia
Sebuah langkah monumental dalam dunia perbatikan nasional diresmikan melalui peluncuran Kampung Batik AI yang digelar di Cirebon. Inisiatif ini dihadirkan oleh Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) bekerja sama dengan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB), Yayasan Batik Indonesia (YBI), serta komunitas Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC).
Kampung Batik AI hadir sebagai respon terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang kian pesat, sekaligus sebagai upaya strategis dalam menjaga warisan budaya batik di tengah arus disrupsi teknologi. Kegiatan ini ditandai dengan sosialisasi, pelatihan, dan demonstrasi langsung pemanfaatan AI dalam proses desain batik, dengan melibatkan sejumlah peserta dari perguruan tinggi yang memiliki program studi kriya tekstil, fashion, dan industri kreatif.
Ketua Umum APPBI, Dr. Komarudin Kudiya, menegaskan bahwa Kampung Batik AI bukanlah sekadar proyek teknologi, melainkan simbol perubahan dan komitmen untuk melestarikan budaya secara cerdas.
“Kita tidak bisa menolak teknologi, tetapi kita harus memastikan bahwa teknologi memperkuat budaya, bukan menggantikannya. Kampung Batik AI adalah upaya terstruktur untuk menjadikan AI sebagai mitra dalam inovasi desain batik yang tetap berpijak pada nilai-nilai tradisional,” ujar Komarudin dikutip dari jabarprov.go.id Kamis (12/6/2026).
Dalam sesi pelatihan, 20 peserta diperkenalkan pada konsep dasar AI generatif, manfaat praktis bagi industri batik, perangkat yang dibutuhkan, hingga praktik membuat motif batik digital. Peserta juga diajak menyaksikan bagaimana AI dapat menciptakan variasi motif secara cepat dan tetap bisa diarahkan oleh selera dan kepekaan estetika perajin batik tradisional.
Namun demikian, esensi batik sebagai kriya berbasis kearifan lokal tetap dijaga. Desain yang dihasilkan oleh AI tidak langsung menjadi produk jadi, melainkan harus diterjemahkan melalui teknik manual seperti batik tulis dan cap menggunakan malam (lilin panas). Proses ini dinilai penting untuk mempertahankan karakter autentik batik Indonesia.
“AI hanya alat bantu, bukan pengganti. Justru kita ingin AI ini memberdayakan perajin, membuka ruang eksplorasi lebih luas, tanpa kehilangan akar tradisi kita,” tegas Komarudin.
Acara juga menampilkan sejumlah karya batik tulis yang berangkat dari desain AI, memperlihatkan bagaimana AI dapat memperluas bahasa visual batik tanpa menghilangkan nilai estetika tradisionalnya. Sebagai langkah lanjutan, APPBI dan YBJB telah merencanakan Pameran Batik AI pada Agustus 2025 mendatang di Bandung. Pameran ini sekaligus menjadi momen peluncuran buku “Revolusi Batik AI” karya Dr. Komarudin Kudiya, yang merangkum perjalanan integrasi AI dengan budaya batik dari perspektif historis, teknis, hingga filosofis.
Dalam buku tersebut, Komarudin menyoroti peran AI sebagai katalis untuk regenerasi industri batik, terutama dalam mengatasi krisis sumber daya manusia, stagnasi inovasi desain, dan tantangan dari produk tiruan bermotif batik yang diproduksi massal.
Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyambut baik inisiatif ini dan berharap Kampung Batik AI dapat menjadi model nasional bagi pusat inovasi batik digital berbasis komunitas.
Di sisi lain, P3BC sebagai mitra lokal berkomitmen memperluas pelatihan dan pendampingan teknis agar inisiatif ini berkelanjutan. Dengan demikian, Kampung Batik AI diharapkan menjadi laboratorium sosial yang terus tumbuh, menyatukan teknologi dan budaya dalam satu ekosistem kreatif.
Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antara APPBI, YBJB, P3BC, dan perwakilan pemerintah daerah. Komitmen ini menjadi fondasi kerja sama jangka panjang dalam membangun ekosistem batik digital yang adaptif, inklusif, dan tetap berakar pada nilai-nilai luhur budaya Indonesia.
Dengan terbentuknya Kampung Batik AI, Cirebon tidak hanya menegaskan posisinya sebagai pusat batik tradisional, tetapi juga sebagai pionir dalam integrasi teknologi untuk pelestarian budaya, sebuah langkah progresif menuju masa depan industri batik yang berdaya saing global.
Foto: jabarprov.go.id