Stimulus Pemerintah Dijagokan Tahan Rupiah Stabil di Tengah Sentimen Global
Sejumlah stimulus ekonomi yang digulirkan pemerintah diproyeksikan mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal. Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menilai bahwa paket kebijakan fiskal ini dapat menopang daya beli masyarakat sekaligus meredam pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Lima paket stimulus pemerintah Indonesia untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat, mungkin bisa menjaga rupiah tetap stabil, tidak melemah terlalu jauh terhadap dolar AS hari ini,” ujar Ariston dikutip dari Antara Rabu (11/6/2025).
Pemerintah baru-baru ini merilis enam paket stimulus ekonomi yang menyasar konsumsi rumah tangga, sektor pariwisata, serta peningkatan mobilitas selama masa libur sekolah Juni-Juli 2025. Paket ini dinilai sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pemulihan permintaan domestik dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Enam Stimulus Ekonomi Domestik
1. Insentif Transportasi Publik
Pemerintah menyiapkan insentif transportasi senilai Rp0,94 triliun yang mencakup diskon tiket kereta api ekonomi hingga 30% untuk 2,8 juta penumpang, pembebasan PPN 11% untuk tiket pesawat bagi 6 juta penumpang, serta diskon angkutan laut hingga 50% bagi 500 ribu penumpang. Tujuan utama program ini adalah mendorong pergerakan masyarakat dan menghidupkan sektor pariwisata lokal, khususnya UMKM di destinasi wisata.
2. Diskon Tarif Tol
Bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pemerintah memberikan diskon tarif tol sebesar 20% selama 14 hari menjelang dan setelah libur sekolah. Insentif ini diperkirakan akan dinikmati oleh sekitar 110 juta kendaraan.
3. Perluasan Bantuan Sosial dan Pangan
Distribusi bantuan pangan beras sebanyak 10 kg per keluarga akan disalurkan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama dua bulan. Penyaluran Kartu Sembako juga kembali digencarkan untuk menjaga daya beli masyarakat rentan.
4. Subsidi Upah (BSU)
Sebanyak 17,3 juta pekerja dan 565 ribu guru honorer dengan gaji di bawah Rp3,5 juta/bulan akan menerima BSU sebesar Rp300 ribu per bulan selama dua bulan. Bantuan ini menyasar sektor informal dan padat karya guna mencegah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
5. Diskon Iuran JKK untuk Sektor Padat Karya
Pekerja di sektor padat karya akan mendapatkan diskon 50% iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) selama enam bulan, dari Agustus 2025 hingga Januari 2026. Program ini akan dijalankan oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan.
6. Realokasi dari Diskon Listrik ke BSU Tambahan
Pemerintah membatalkan rencana diskon listrik demi efisiensi fiskal. Dana tersebut dialihkan ke program BSU, yang nilai bantuannya ditingkatkan dari Rp150 ribu menjadi Rp300 ribu per bulan.
Seluruh program ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dengan alokasi awal sebesar Rp24,44 triliun. Dana tersebut berasal dari efisiensi belanja non-prioritas, pemangkasan anggaran kementerian/lembaga, serta penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL).
Tekanan Eksternal Masih Membayangi
Meski demikian, Ariston menyoroti tekanan dari eksternal yang masih bisa menghambat penguatan rupiah. Data ketenagakerjaan AS untuk Mei 2025 menunjukkan ketahanan ekonomi Negeri Paman Sam, dengan Non-Farm Payrolls (NFP) tercatat mencapai 139 ribu di atas ekspektasi 130 ribu serta upah per jam yang meningkat 0,4%, lebih tinggi dari proyeksi 0,3%.
“Kondisi ini menunjukkan ketangguhan ekonomi AS di tengah kebijakan tarif Trump yang agresif. Ini turut mendukung penguatan dolar AS,” kata Ariston.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar masih mencermati perkembangan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok yang sedang berlangsung di London. Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, telah melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menjelang dimulainya mekanisme konsultasi ekonomi dan perdagangan bilateral.
Rupiah Masih Rentan, Tapi Terkendali
Dengan berbagai dinamika tersebut, Ariston memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp16.250 hingga Rp16.330 per dolar AS. Pada perdagangan Selasa pagi, rupiah menguat tipis sebesar 6 poin atau 0,04% menjadi Rp16.285 per dolar AS.
“Sentimen dalam negeri cukup solid berkat stimulus, namun kita tetap perlu mewaspadai faktor eksternal,” pungkasnya.