Posyandu Pokoh Hidupkan Edukasi Anak: Kolaborasi Seru Lawan Stunting Tanpa Gadget

Suasana berbeda tampak di Posyandu Pokoh, Kalurahan Wedomartani, Sleman, pada pekan pertama Juli 2025. Posyandu yang biasanya hanya dihadiri para ibu untuk pemeriksaan rutin balita, kali ini dipenuhi gelak tawa anak-anak dan semangat belajar para orang tua. Sebuah kegiatan kolaboratif antara mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kader Posyandu setempat berhasil menyulap posyandu menjadi ruang belajar dan bermain yang edukatif.

Sekitar 70 hingga 80 peserta, terdiri dari ibu dan anak usia 0–5 tahun, ikut serta dalam kegiatan bertema “Pencegahan Stunting Sejak Dini”. Lewat pendekatan menyenangkan, para ibu dibekali edukasi gizi seimbang, khususnya dalam fase krusial 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Pemahaman gizi sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Kami ingin para ibu tidak hanya tahu teori, tapi juga praktik langsung,” ujar Tria Agustin, mahasiswa KKN UGM sekaligus pemateri dalam kegiatan tersebut.

Tak sekadar teori, peserta juga diberi contoh Menu MPASI sehat, seperti telur rebus dan puding jagung yang mudah dibuat di rumah. Anak-anak pun tidak dibiarkan hanya menonton, mereka aktif diajak bermain melalui sensory play permainan edukatif yang menstimulasi kemampuan sensorik, motorik, hingga sosial. Bahan yang digunakan pun sederhana dan mudah ditemukan, seperti beras, kapas, air, dan mainan bongkar pasang.

Interaksi antusias terlihat saat seorang ibu bertanya, “Bagaimana cara membuat sensory play yang ramah di kantong?” Pertanyaan ini menunjukkan tumbuhnya kesadaran orang tua untuk ikut terlibat dalam stimulasi tumbuh kembang anak di rumah, tanpa harus bergantung pada gawai.

Seorang peserta lainnya pun berkomentar reflektif, “Lebih baik anak main seperti ini daripada pegang HP terus.” Ungkapan ini memperlihatkan semangat warga Dukuh Pokoh, khususnya para ibu, untuk mendorong aktivitas anak yang lebih sehat dan interaktif.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen edukatif, tetapi juga menguatkan hubungan antara warga, kader posyandu, dan mahasiswa KKN. Kolaborasi semacam ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan masyarakat bisa dikemas menyenangkan sekaligus berdampak.

 

 

 

 

Foto: Dok. Mahasiswa KKN-PPM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup