Gotrasawala di Blitar: Para Raja Nusantara Serukan Kembali ke Semangat Proklamasi

Para raja dan sultan dari berbagai wilayah adat di Indonesia kembali menyatukan langkah dalam forum budaya Gotrasawala, yang digelar di Pendapa Ageng Hand Asta Sih, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Senin, 14 Juli 2025. Pertemuan ini menjadi ruang diplomasi budaya yang membahas arah perjalanan bangsa berdasarkan nilai-nilai luhur Proklamasi 17 Agustus 1945.

Forum yang bertajuk Keluhuran Karakter Adat Budaya Bangsa ini digagas oleh Majelis Kerapatan Agung Diraja Nusantara, dan dipimpin langsung oleh Maharaja Kutai Mulawarman, Duli Yang Maha Mulia Sri Paduka Baginda Berdaulat Agung Prof. Dr. M.S.P.A. Iansyah Rechza FW., Ph.D., sebagai Yang Dipertuan Agung Diraja Nusantara.

Turut hadir dalam musyawarah ini para pemimpin adat dari kerajaan-kerajaan tua seperti Kutai, Siak Sri Inderapura, Padjadjaran, hingga Sriwijaya Besemah. Mereka mengkaji kembali cita-cita kemerdekaan Indonesia dan menyerukan pentingnya bangsa ini kembali berakar pada semangat permusyawaratan, gotong royong, dan kedaulatan rakyat.

“Di tengah tantangan zaman, adat dan budaya tidak boleh hanya menjadi simbol seremonial. Ia harus menjadi arah moral dan etika bagi bangsa ini,” ujar Iansyah dalam sambutannya.

Acara berlangsung dalam suasana sakral dan tertata secara adat. Rangkaian pembukaan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan lagu Diraja Nusantara, pembacaan sabda dan titah diraja, serta penyerahan naskah budaya dari masing-masing wilayah adat.

Pemilihan Blitar sebagai lokasi pertemuan dianggap simbolis dan penuh makna. Kota ini dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Presiden Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia. Bagi para raja, Blitar adalah titik reflektif yang menghubungkan semangat kemerdekaan dengan akar budaya Nusantara.

Menurut Kholam Shiharta, Stage Manager Gotrasawala, setiap prosesi adat dalam forum ini dirancang dengan cermat agar berjalan sesuai pakem dan tata hormat diraja. “Kami tidak hanya mengelola teknis, tapi juga menjaga agar setiap elemen adat dihormati. Semoga Gotrasawala ini memberi energi baru menuju Indonesia Emas,” katanya.

Forum Gotrasawala menjadi lebih dari sekadar pertemuan adat. Ia adalah pengingat bahwa nilai-nilai tradisional—yang lahir dari kearifan lokal dan sejarah panjang peradaban Nusantara—masih relevan dan penting dalam membentuk karakter bangsa di masa depan.

Gotrasawala menegaskan, warisan leluhur bukanlah masa lalu yang usang, melainkan pijakan yang kokoh untuk menjawab tantangan masa depan Indonesia.

 

 

 

Foto: Dok. Times Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup