Ritel Bali Tancap Gas, Penjualan dan Konsumsi Warga Melonjak di Tengah Ketidakpastian Global

Optimisme ekonomi Bali terus menguat sepanjang 2025. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mencatat kinerja sektor penjualan eceran menunjukkan tren positif dan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.

Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, mengungkapkan bahwa ekspektasi pelaku usaha terhadap penjualan dalam jangka pendek hingga menengah tetap tinggi. Hal itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang diproyeksikan mencapai 182 pada Agustus dan 194 pada November 2025 angka yang jauh berada di atas ambang batas optimisme (indeks 100).

“Prospek penjualan eceran di Bali ke depan diperkirakan akan terus positif,” ujar Erwin dalam pernyataan resmi di Denpasar, dikutip Minggu, 13 Juli 2025.

Survei rutin yang dilakukan BI menunjukkan pelaku ritel percaya diri menyambut bulan-bulan mendatang. Salah satu indikator utama, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juni 2025 mencapai 120,9, tumbuh 6,6 persen secara tahunan, dan tetap berada di zona optimis.

Faktor musiman seperti libur sekolah, perayaan Idul Adha, serta program potongan harga pertengahan tahun disebut menjadi pemicu meningkatnya belanja masyarakat. Selain itu, momen menjelang tahun ajaran baru turut menyumbang peningkatan konsumsi, khususnya di sektor kebutuhan pokok dan perlengkapan sekolah.

Erwin menambahkan, kerja sama antara BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota menjadi krusial untuk menjaga stabilitas harga.

“Langkah ini penting agar daya beli masyarakat tetap kuat dan perekonomian Bali tumbuh inklusif serta berkelanjutan,” katanya.

Stabilitas harga juga turut diperkuat oleh inflasi yang terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Bali pada Juni 2025 tercatat 2,94 persen, naik dari 1,92 persen pada Mei, namun masih berada dalam rentang target 1,5 – 3,5 persen. Kenaikan harga terutama terjadi pada komoditas pangan seperti beras, kopi bubuk, daging babi, cabai rawit, dan sawi hijau, yang meningkat akibat tingginya permintaan selama libur panjang.

Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Bali menunjukkan akselerasi. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 mencapai 5,52 persen, lebih tinggi dibandingkan 5,19 persen pada triwulan sebelumnya dan melampaui angka nasional yang sebesar 4,87 persen.

Dengan indikator-indikator ekonomi yang menunjukkan sinyal positif, Bali tampaknya siap menatap sisa tahun 2025 dengan penuh optimisme, menjadikan sektor ritel sebagai motor penggerak utama di tengah dinamika ekonomi global.

 

 

 

Foto : Antara

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup