Tiga Sungai Dikeruk demi Kota Palu: Operasi Bersih-bersih Banjir ala Kementerian PU
Pemerintah kembali mengayunkan cangkulnya, kali ini ke jantung Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tiga sungai yang selama ini menjadi “biang kerok” banjir dan tsunami kini sedang mendapat perlakuan khusus dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Targetnya bukan main-main: meredam teror banjir dan tsunami, sekaligus mempercantik aliran air yang selama ini dibiarkan keruh oleh endapan dan sedimentasi.
Menteri PUPR Dody Hanggodo mengumumkan langsung misi besar ini dari Jakarta, Senin lalu. Ia menyebut proyek ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur pengendali banjir yang “terintegrasi, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan iklim” kalimat yang panjang untuk menyebut: “supaya Palu gak banjir lagi.”
Langkah ini sebenarnya sudah dimulai sejak Agustus 2022, menyusul bencana gempa dan tsunami yang memorakporandakan wilayah itu pada 2018. Kala itu, Sungai Palu sebagai sungai primer di Daerah Aliran Sungai (DAS) Palu-Lariang menjadi saksi bisu kehancuran. Alirannya yang terganggu, plus sedimentasi yang mengganjal jalur air, menjadi dalang dari banjir bandang tahun 2019.
Progres per Juni 2025 tercatat telah mencapai 81,14 persen. Pemerintah menargetkan proyek ini kelar total pada 2025. Tiga sungai yang tengah ditangani adalah Sungai Palu, Sungai Kawatuna, dan Sungai Ngia.
Di Sungai Palu, pemerintah membangun tanggul kiri-kanan sungai sepanjang 744 meter, tanggul pantai kiri-kanan sepanjang 842 meter, plus pengerukan sedimen sejauh 800 meter. Proyek ini ibarat ‘perawatan wajah’ untuk aliran air yang sudah terlalu lama tersumbat.
Sungai Kawatuna mendapat perhatian dengan pembangunan dua dam konsolidasi sepanjang 40,5 meter dan setinggi 6 meter, dilengkapi enam unit groundsill dan pengaman tebing atau revetment. Fokusnya: mencegah air meluap seenaknya seperti tamu tak diundang.
Sedangkan Sungai Ngia diberi tiga dam konsolidasi satu sepanjang 25,5 meter dan dua lainnya 21 meter serta groundsill untuk meredam arus liar. Maklum, sungai ini terhubung langsung dengan saluran irigasi, dan jika dibiarkan bisa bikin petani setempat ‘kelelep’ lebih dulu daripada sawahnya.
Jika seluruh rangkaian proyek ini rampung, setidaknya 133,7 hektare wilayah Palu akan aman dari ancaman banjir dan tsunami. Target ini bukan cuma urusan teknis. Ini soal memastikan warga Palu bisa tidur nyenyak meski hujan turun deras di hulu.
Aksi pengerukan, penanggulan, dan pengamanan ini jadi bentuk nyata bahwa pemerintah tak ingin lagi kecolongan bencana seperti 2018 dan 2019. Semoga saja, kali ini air tak lagi jadi musuh, tapi sahabat yang mengalir tenang di bawah dam yang kokoh.