Kolaborasi Ribuan Seniman Muda Warnai Pembukaan Porprov Jatim 2025 di Malang

Semangat budaya dan kreativitas lokal membuncah dalam pembukaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 yang digelar megah di Stadion Gajayana, Kota Malang. Ribuan pasang mata terpukau oleh gelaran seni kolosal bertajuk Malang Mbois, Malang Berkelas, yang menghadirkan seribu penari dari berbagai sanggar dan sekolah di Malang Raya.

Pertunjukan dibuka dengan rentetan tarian tradisional dari berbagai penjuru Nusantara. Tari Gandrung Banyuwangi, Reog Ponorogo, Pencak Silat, Bantengan, Jaranan, hingga Tari Beskalan—ikon khas Kota Malang—ditampilkan secara memukau, menyatukan kekayaan budaya dalam harmoni yang ritmis dan penuh energi.

Menurut Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Baihaqi, pelibatan generasi muda dalam acara ini bukan hanya demi kemeriahan, melainkan menjadi upaya strategis pelestarian warisan budaya.

“Ini bukan sekadar hiburan, tapi juga bentuk edukasi dan kebanggaan kolektif terhadap jati diri budaya kita. Kami sengaja melibatkan penari muda agar semangat pelestarian budaya terus hidup,” ungkap Baihaqi.

Ia juga menambahkan bahwa pertunjukan ini menjadi wadah untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal Malang dan Indonesia kepada generasi muda serta ribuan tamu dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur yang hadir di stadion.

“Kami ingin menunjukkan bahwa budaya tidak hanya hidup, tapi juga dinamis dan bisa tampil sekelas ini,” jelasnya.

Selain pertunjukan tari, malam pembukaan Porprov IX Jatim ini semakin meriah dengan penampilan musisi nasional, atraksi drone show yang memukau di langit malam, serta pesta kembang api yang menutup acara dengan gemerlap.

Dengan kekuatan budaya yang dipadukan dalam semangat sportivitas, Kota Malang menegaskan diri sebagai pusat seni yang mbois dan berkelas.

“Porprov ini bukan hanya soal olahraga, tapi juga momentum untuk membangkitkan kebanggaan daerah dan memperkuat identitas budaya kita di tengah kompetisi antar daerah,” tutup Baihaqi.

Foto : Istimewa