Prabowo Subianto Apresiasi Dukungan Rusia untuk Keanggotaan Indonesia di BRICS, Dorong Penguatan Kerja Sama Strategis
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi mendalam kepada Rusia atas dukungannya terhadap langkah Indonesia menjadi anggota penuh dalam aliansi ekonomi global BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Hal tersebut disampaikan dalam rangkaian kunjungan resmi Presiden Prabowo ke Rusia, di sela partisipasinya dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.
Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, belum lamai ini, Prabowo menekankan pentingnya hubungan strategis yang terus tumbuh antara kedua negara. Menurutnya, berbagai sektor menunjukkan perkembangan positif, mulai dari perdagangan, investasi, hingga kerja sama teknis dan strategis lainnya.
“Saya mengikuti perkembangan, dan melihat banyak kemajuan di berbagai bidang. Hubungan ekonomi membaik, dan kerja sama di banyak sektor berlangsung sangat baik. Perjanjian kita dalam Eurasian Free Trade Agreement pun menunjukkan progres yang menjanjikan. Terima kasih kepada Presiden Putin atas kemitraan ini,” ujar Prabowo dari keterang resminya Senin (23/6/2025).
Presiden Putin dalam pernyataannya menyambut positif perkembangan hubungan bilateral Rusia-Indonesia, seraya menegaskan bahwa kerja sama kedua negara memiliki potensi besar di masa depan.
“Hubungan Rusia dan Indonesia berkembang secara konsisten. Volume perdagangan meningkat, dan terdapat peluang besar dalam sektor pertanian, eksplorasi luar angkasa, energi, serta kerja sama militer dan teknis,” kata Putin.
Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas
Kedua pemimpin negara sepakat untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I–EAEU FTA), yang ditargetkan rampung dan ditandatangani sebelum akhir 2025. Perjanjian ini diharapkan menjadi landasan kuat untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia.
Integrasi Sistem Pembayaran dan Teknologi Energi
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Rusia juga menyepakati percepatan kerja sama sistem pembayaran lintas negara. Rencana penggunaan QRIS dan transaksi dalam mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) akan segera diimplementasikan tanpa perantara pihak ketiga, guna memperkuat stabilitas dan efisiensi finansial bilateral.
Pada sektor energi, Indonesia menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan teknologi reaktor modular kecil (Small Modular Reactor/SMR), serta menjalin kesepakatan teknis melalui Mutual Recognition Agreement (MRA). Rusia menyambut baik niat tersebut dan menawarkan kolaborasi lebih lanjut di sektor pertanian, khususnya dalam penyediaan bahan baku pupuk, benih, dan produk pangan seperti daging.
Ekspor CPO, Pariwisata, dan Pendidikan
Indonesia mendorong peningkatan ekspor minyak sawit mentah (CPO) ke pasar Rusia sebagai bagian dari kerja sama timbal balik. Di bidang pariwisata, Presiden Prabowo mengusulkan penambahan frekuensi penerbangan langsung dari Moskow ke Denpasar untuk meningkatkan jumlah wisatawan Rusia yang berkunjung ke Indonesia.
Tak hanya itu, Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas program pengiriman pelajar ke berbagai universitas di Rusia sebagai bagian dari kerja sama pendidikan. Selain pendidikan, kolaborasi di bidang olahraga—khususnya bulutangkis—serta penguatan hubungan antarwarga (people-to-people contact) menjadi fokus pembahasan.
Komitmen Indonesia dalam Tatanan Ekonomi Global Baru
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa kehadiran Presiden Prabowo dalam SPIEF 2025 mencerminkan posisi aktif Indonesia dalam membentuk arsitektur ekonomi global yang lebih seimbang dan inklusif.
“Keterlibatan Indonesia di SPIEF merupakan wujud nyata dari komitmen kami untuk memperkuat kemitraan strategis global, serta memastikan peran aktif Indonesia dalam tatanan ekonomi dunia yang baru,” ujar Airlangga.
Dalam lawatan ini, Presiden Prabowo turut didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menko Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kominfo Meutya Hafid, serta Menteri Investasi Rosan Roeslani.
Pertemuan bilateral ini menjadi momentum penting dalam membangun poros kerja sama strategis baru antara Indonesia dan Rusia, dengan semangat saling mendukung demi kepentingan kedua bangsa di panggung global.
Foto: IG-Sekretariat Kabinet