Kemendikdasmen Tegaskan Pengambilan PIN SPMB Bisa di 10 Sekolah Terdekat, Antrean Panjang Dinilai Karena Kurangnya Informasi
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan bahwa proses pengambilan Personal Identification Number (PIN) untuk keperluan Penerimaan Murid Baru (SPMB) dapat dilakukan di lima hingga sepuluh sekolah terdekat dari domisili calon peserta didik. Hal ini disampaikan sebagai respons atas antrean panjang yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Jawa Timur.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Gogot Suharwoto, mengatakan bahwa antrean panjang disebabkan oleh belum meratanya informasi mengenai mekanisme pengambilan PIN. Banyak orang tua datang sejak pagi ke sekolah tujuan, padahal layanan pengambilan PIN tersedia di berbagai satuan pendidikan dan berlangsung hingga sore hari.
“PIN bisa diambil di lima satuan pendidikan, tidak harus sekolah yang dituju. Bahkan bisa di 10 sekolah terdekat dari rumah. Jadi, sudah jelas,” ujar Gogot usai menghadiri Forum Bersama Pengawasan SPMB 2025/2026 di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Gogot juga menyoroti fenomena antrean sejak dini hari yang dinilainya tidak perlu. Ia menegaskan bahwa loket pengambilan PIN beroperasi hingga pukul 17.00 WIB.
“Lucunya, orang tua datang sejak jam 7 pagi, padahal bisa datang jam 12 siang juga tidak masalah. Prosesnya hanya verifikasi PIN untuk memastikan bahwa yang mendaftar itu benar-benar orang tua atau wali murid yang sah,” katanya.
Untuk mencegah terulangnya situasi serupa, Kemendikdasmen akan meningkatkan upaya sosialisasi aturan pelaksanaan SPMB tahun ajaran 2025/2026. Menurut Gogot, komunikasi yang intensif antara pemerintah dan masyarakat sangat penting guna menciptakan proses penerimaan siswa yang tertib dan efektif.
“Sosialisasi akan kami masifkan lagi. Kami mohon dukungan semua pihak agar tidak ada lagi kesalahpahaman terkait mekanisme SPMB di daerah,” tambahnya.
Sementara itu, di Surabaya, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, telah lebih dulu mengeluarkan instruksi kepada seluruh operator SMA dan SMK negeri di wilayahnya untuk tidak membatasi layanan pengambilan PIN. Langkah ini diambil sebagai respons atas keluhan masyarakat yang mengeluhkan panjangnya antrean dalam proses verifikasi dan validasi dokumen.
“Saya minta seluruh sekolah melayani masyarakat dengan baik, mempermudah setiap proses, dan tidak membatasi verifikasi serta validasi berkas,” tegas Aries, belum lama ini.
Dengan adanya penegasan dan langkah-langkah perbaikan ini, diharapkan pelaksanaan SPMB tahun ini dapat berjalan lebih lancar dan nyaman bagi masyarakat.