Bidan Jadi Garda Terdepan Cegah Stunting dan Wujudkan Generasi Emas Indonesia
Peran bidan dinilai semakin krusial dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (KB) serta pencegahan stunting di tingkat komunitas. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan bahwa bidan tidak hanya berperan sebagai tenaga medis, tetapi juga sebagai pendamping, edukator, serta penyampai informasi akurat terkait kesehatan reproduksi.
“Tidak mungkin kita bicara tentang SDM unggul jika angka gizi buruk dan kematian ibu masih tinggi. Bidan adalah penjaga kualitas generasi emas kita. Tanpa mereka, bonus demografi hanya jadi angan,” kata Wihaji dalam pernyataan resminya diterima pada Selasa (10/6/2025).
Ia menekankan bahwa di tengah momentum bonus demografi, negara harus mampu menjamin kualitas kesehatan ibu dan anak. Dalam hal ini, bidan memiliki peran vital mulai dari pendampingan pranikah, kehamilan, persalinan, hingga pengawasan tumbuh kembang anak.
Wihaji juga menyoroti pentingnya pelaksanaan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan yang digagas BKKBN, yang dimulai sejak masa calon pengantin hingga anak mencapai usia dua tahun. Menurutnya, program ini merupakan kunci dalam membangun fondasi generasi sehat dan cerdas menuju Indonesia Emas 2045.
Tak lupa, Wihaji menyampaikan apresiasi kepada para bidan di seluruh Indonesia atas dedikasi mereka yang luar biasa. Ia menyebut para bidan sebagai ujung tombak layanan kesehatan masyarakat yang selama ini bekerja tanpa lelah demi keselamatan ibu dan anak.
“Melalui kerja sama dan kolaborasi, kita bisa tingkatkan kualitas layanan kesehatan serta menjamin perlindungan maksimal bagi ibu dan anak. Ini adalah fondasi menuju Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut menyampaikan dukungan terhadap peningkatan kapasitas para bidan, khususnya melalui kemitraan dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Salah satu program yang tengah dirancang adalah pembentukan ekosistem pelatihan yang memungkinkan bidan senior membuka praktik mandiri dan menjadi mentor bagi bidan baru, terutama di daerah yang masih kekurangan tenaga medis.
“Kami juga tengah menguatkan sistem rujukan antara bidan dan fasilitas kesehatan demi menjamin keselamatan ibu dan bayi,” ujar Menkes Budi.
Ketua Umum IBI, Ade Jubaedah, mencatat bahwa saat ini terdapat lebih dari 35 ribu bidan praktik mandiri di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 18 ribu di antaranya telah tersertifikasi sebagai bidan delima, yaitu bidan yang menjalani pelatihan berkelanjutan dan pengawasan ketat untuk menjaga standar layanan.
Peringatan Hari Bidan Sedunia yang jatuh setiap 24 Mei juga turut dirayakan melalui kegiatan Fun Walk di Jakarta pada Minggu (8/6). Acara ini diadakan oleh IBI dengan dukungan dari Kemendukbangga dan Kementerian Kesehatan, sebagai bentuk apresiasi terhadap peran besar para bidan dalam membangun generasi Indonesia yang sehat dan kuat.