Ekonomi Indonesia Semester II-2025 Diproyeksi Melemah, Celios Ingatkan Pentingnya Percepatan Belanja Negara
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II-2025 diperkirakan tidak mampu menembus angka 5 persen. Hal ini dipicu oleh berkurangnya momen konsumsi pasca-Lebaran, tekanan inflasi bahan pangan, serta ketatnya persaingan di pasar kerja.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai perlambatan ekonomi di paruh kedua tahun ini merupakan tantangan serius yang perlu segera direspons pemerintah.
“Pertumbuhan semester II proyeksinya di bawah angka 5% karena momen Lebaran sudah lewat. Selain itu, konsumsi rumah tangga masih menghadapi tantangan dari kenaikan inflasi bahan makanan dan ketatnya pasar kerja,” ujar Bhima, dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (19/8/2025).
Ia menyoroti kondisi sektor industri pengolahan yang belum sepenuhnya pulih, terutama karena dampak kebijakan tarif perdagangan internasional.
“Industri pengolahan belum sepenuhnya pulih, dan harus menghadapi efek dari tarif Trump,” jelasnya.
Bhima menegaskan, pemerintah harus lebih agresif dalam memaksimalkan belanja negara agar pertumbuhan ekonomi tidak semakin tertekan.
“Kuncinya di belanja pemerintah untuk reverse efisiensi anggaran dengan mendorong peningkatan serapan belanja di semester II-2025,” katanya.
Menurut Bhima, percepatan realisasi belanja modal serta program tenaga kerja sangat krusial.
“Yang diharapkan adalah pos belanja modal bisa cepat terserap, ditambah program penyerapan tenaga kerja seperti ketahanan pangan hingga subsidi bunga KUR realisasinya didorong,” ucapnya.
Lebih jauh, Bhima mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam pengelolaan anggaran.
“Jangan sampai SAL membesar di akhir 2025 karena itu artinya pemerintah mengalokasikan belanja besar namun realisasi ditahan,” tegasnya.
Foto: Dok. Kontan.co.id