Ribuan Sopir Bus Demo di Gedung Sate, Protes Larangan Study Tour Sekolah

Ribuan sopir bus pariwisata dari berbagai wilayah di Jawa Barat memadati kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (21/7/2025). Mereka menggelar aksi unjuk rasa menolak keras surat edaran Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour sekolah ke luar provinsi.

Tak hanya berorasi, para peserta aksi juga memarkirkan ratusan unit bus di sepanjang Jalan Diponegoro, memblokade akses lalu lintas dan menyebabkan kemacetan parah di kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat itu.

“Kami kehilangan pekerjaan karena edaran ini. Sekolah-sekolah langsung membatalkan agenda tour. Ini bukan cuma soal jalan-jalan, ini soal perut ribuan orang yang bergantung hidup dari sektor ini,” ujar Nana Yohana, Koordinator Lapangan Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat.

Pukulan Telak untuk Ribuan Pekerja

Dalam surat edaran yang menuai protes itu, Pj Gubernur Dedi Mulyadi menyebut bahwa larangan study tour diterapkan untuk meringankan beban ekonomi orang tua siswa. Kegiatan wisata sekolah dianggap tidak prioritas dan dikhawatirkan memicu pengeluaran tambahan yang tidak semua orang tua mampu.

Namun para pelaku industri pariwisata menilai keputusan itu tidak berpihak pada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya pada aktivitas wisata sekolah. Mulai dari sopir bus, pemandu wisata, agen perjalanan, hingga pelaku UMKM di destinasi wisata.

“Pak Dedi hanya melihat dari sisi pengeluaran murid. Tapi bagaimana dengan kami? Kalau tidak ada study tour, kami makan apa?” kata Nana.

Ia menegaskan bahwa larangan tersebut menciptakan efek domino yang bisa meruntuhkan sektor pariwisata yang baru saja mencoba bangkit usai pandemi COVID-19.

Ancaman Aksi Lebih Besar

Aksi ini disebut sebagai peringatan awal. Massa mengultimatum Pemprov Jawa Barat untuk segera mencabut surat edaran yang dinilai merugikan tersebut. Mereka juga mendesak dibukanya dialog terbuka antara pemerintah dengan pelaku usaha pariwisata.

“Kalau tidak digubris, kami akan datang dengan massa yang lebih besar. Kami tidak minta subsidi, kami hanya minta jangan matikan rezeki kami,” tegas Nana.

Hingga siang hari, unjuk rasa berjalan kondusif di bawah pengamanan ketat aparat kepolisian. Namun arus lalu lintas di sekitar Jalan Diponegoro mengalami gangguan akibat parkir massal ratusan bus peserta aksi.

Industri Wisata Terdampak Luas

Tak hanya sopir bus, pelarangan study tour juga memukul pelaku usaha wisata lainnya. Pemilik biro perjalanan, pengelola objek wisata, hingga pedagang kecil di lokasi destinasi ikut terdampak.

“Wisata edukatif dari sekolah adalah sumber penghasilan utama bagi kami. Kalau itu dihentikan, otomatis semuanya akan ikut mati,” ungkap Dedi Santoso, pemilik agen perjalanan wisata dari Cirebon yang turut hadir dalam aksi.

Para pelaku industri berharap Pemprov Jabar segera meninjau ulang kebijakan tersebut, dengan mempertimbangkan solusi yang adil bagi semua pihak.

“Pendidikan penting, tapi ekonomi rakyat juga tak bisa diabaikan,” pungkas Dedi.

 

 

 

Foto: Dok. Pasjabar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup