Jambore Pemuda Adat 2025: Kementerian Kebudayaan Dorong Peran Pemuda Jaga Budaya dan Ketahanan Bangsa

Kementerian Kebudayaan memperkuat peran pemuda adat dalam menjaga nilai-nilai budaya, pelestarian tradisi, hingga ketahanan bangsa melalui gelaran Jambore Pemuda Adat 2025. Kegiatan ini disebut menjadi ruang penting bagi generasi muda untuk memastikan keberlanjutan budaya di tengah perubahan zaman.

“Pemuda adat berperan penting dalam keberlanjutan denyut nadi kehidupan budaya bangsa. Sejak dulu, mereka banyak berkiprah dalam sejarah perjuangan dan berbagai momentum perubahan di negara ini,” ujar Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (25/11/2025).

Restu menilai bonus demografi yang saat ini didominasi populasi pemuda merupakan anugerah menuju visi Indonesia Emas 2045. Namun, kondisi tersebut juga membawa tantangan akibat pesatnya disrupsi teknologi informasi dan komunikasi.

“Perubahan ini perlu disikapi secara strategis oleh generasi muda adat selaku pewaris nilai budaya dan tradisi. Pemuda adat harus mampu bertransformasi di tengah perkembangan zaman dengan tetap berpijak pada identitas budayanya,” jelas Restu.

Ia berharap Jambore Pemuda Adat menjadi wadah peningkatan kualitas SDM kebudayaan, sekaligus ruang inovasi dan kolaborasi yang mampu melahirkan ekspresi budaya baru tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Ke depan, Restu mendorong sinergi lintas pihak untuk memperkuat peran pemuda adat sebagai agent of continuity, agent of cultural innovation, dan digital actor, terutama dalam menjaga budaya dan lanskap geopark Gunung Batur, Bali.

Jambore Pemuda Adat Kawasan Gunung Batur 2025 digelar di Wantilan Tunon Batur, Kintamani, Bangli, pada 21–24 November. Kegiatan ini diikuti 500 peserta dari 22 desa adat, terdiri dari pemuda adat, pemangku adat, Majelis Desa Adat, komunitas budaya, lembaga adat, hingga unsur pemerintah daerah.

Sebelumnya Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, dalam sambutan virtual, menegaskan pentingnya penguatan nilai budaya oleh pemuda adat Bali. “Kita berharap setelah kegiatan ini para peserta mendapatkan ilmu dan wawasan baru, khususnya terkait penguatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan budaya. Ritual adat menjadi ruang sakral pendidikan nilai dan simbol keberlanjutan budaya antar generasi,” ujarnya.

 

 

 

Foto: Dok. Kementerian Kebudayaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup