Presiden Minta Penggunaan Telur di Program MBG Dikurangi Jelang Nataru, Diganti Daging Sapi atau Telur Puyuh
Presiden RI Prabowo Subianto meminta penggunaan telur ayam dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk sementara dikurangi. Telur ayam diminta diganti dengan daging sapi atau telur puyuh guna menjaga stabilitas harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), ketika permintaan telur di masyarakat biasanya meningkat.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis. Ia mengatakan arahan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden dalam pertemuan internal.
“Tadi Pak Presiden pesan, ‘wah, ya nanti kalau misalnya ini kan mau Nataru nih, kemudian Lebaran. Nanti mungkin telur untuk anak-anak kita kurangi, tapi diganti daging sapi, diganti telur puyuh’,” ujar Nanik menirukan pernyataan Presiden.
Nanik menyebut gejolak harga pangan sudah mulai terlihat di lapangan, terutama pada komoditas daging ayam, telur, dan buah. “Saat ini kenaikan masih kecil, tapi tanda-tandanya sudah mulai ada,” katanya.
Selain pengaturan substitusi bahan pangan, BGN mempercepat koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk memastikan ketersediaan bahan baku MBG. Langkah ini dilakukan setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Dalam upaya memperkuat pasokan, TNI Angkatan Darat disebut akan menggerakkan Kodim menanam sayuran dan beternak ayam. Sementara itu, Kementerian Koperasi menyiapkan pembiayaan awal hingga Rp300 miliar bagi koperasi yang menanam buah, sayur, serta mengembangkan peternakan.
BGN juga bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menggerakkan bupati dan wali kota memanfaatkan lahan kosong di tingkat RT/RW guna produksi pangan. Kelompok tani yang belum memiliki koperasi didorong membentuk usaha dagang bersama agar dapat terhubung dengan rantai penyediaan MBG.
Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu memastikan kebutuhan pangan program MBG tetap terpenuhi tanpa memicu gejolak harga di masyarakat.
Foto : Istimewa







