Indonesia Naik Daun di Ekonomi Syariah Global, Rajai Modest Fashion Dunia dan Jadi Magnet Investasi Halal
Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam kancah ekonomi syariah dunia. Dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025 yang dirilis oleh lembaga riset DinarStandard bekerja sama dengan Bappenas dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Indonesia sukses mempertahankan posisi ketiga dunia dalam indeks Global Islamic Economy Indicator (GIEI), dengan skor fantastis 99,9 poin—naik hampir 20 poin dari tahun sebelumnya.
Kenaikan signifikan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama dalam ekosistem ekonomi syariah global, menunjukkan pertumbuhan yang konsisten di tengah dinamika ekonomi dunia.
Salah satu pencapaian paling mencolok adalah keberhasilan Indonesia meraih peringkat pertama dunia di sektor modest fashion. Lonjakan dua peringkat dari tahun lalu ini mencerminkan dominasi Indonesia dalam industri busana muslim, yang kini semakin menjadi sorotan internasional.
Sektor lain yang juga mencatat performa impresif adalah pariwisata ramah Muslim dan farmasi-kosmetik halal, masing-masing bertengger di peringkat dua dunia. Keuangan syariah pun menunjukkan tren positif dengan naik satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini bukan kerja satu pihak. Pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat disebut memiliki peran besar dalam menciptakan ekosistem ekonomi syariah yang kokoh. Wakil Presiden RI Ke-13, KH Ma’ruf Amin, menyatakan bahwa penguatan ekonomi syariah telah dimasukkan ke dalam agenda besar pembangunan nasional.
“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki legitimasi moral dan dukungan demokratis untuk menjadi pusat ekonomi syariah global,” tegas Ma’ruf Amin dikutip dari akun resmi Kemenkeu RI Kamis (17/7/2025).
Senada, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyebut bahwa ekonomi syariah adalah solusi alternatif di tengah krisis dunia.
“Ekonomi syariah menggabungkan nilai etika, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Ini saatnya membangun tata kelola ekonomi yang lebih inklusif,” jelasnya.
SGIE memproyeksikan belanja konsumen Muslim global akan meningkat dari USD 2,43 triliun pada 2023 menjadi USD 3,36 triliun pada 2028. Dengan potensi pasar sebesar ini, Indonesia tak hanya berperan sebagai konsumen besar, tetapi juga menjadi negara tujuan investasi halal nomor satu di dunia.
Laporan mencatat ada 40 kesepakatan investasi halal dengan nilai total USD 1,60 miliar selama periode pelaporan. Ini membuktikan bahwa ekosistem yang dikembangkan pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) telah mendapat kepercayaan tinggi dari pelaku global.
Pemerintah memastikan penguatan kelembagaan dan koordinasi lintas sektor akan terus ditingkatkan. Langkah strategis ini diharapkan mendorong lebih banyak inovasi kebijakan, mempercepat pertumbuhan industri halal, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam ekonomi syariah global di masa depan.
Dengan capaian ini, Indonesia tidak hanya menunjukkan eksistensinya di panggung ekonomi Islam dunia, tetapi juga membuktikan diri sebagai motor utama perubahan menuju ekonomi global yang lebih etis, inklusif, dan berkelanjutan.
Foto: Dok. Kemenkeu RI







