BPBD Palangka Raya Sisipkan Edukasi Mitigasi Bencana untuk Siswa Baru
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025 di Kota Palangka Raya tak hanya diwarnai dengan perkenalan guru dan fasilitas sekolah. Para siswa baru kini juga dibekali pengetahuan penting tentang mitigasi bencana. Inisiatif ini digagas oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya sebagai bagian dari strategi edukatif yang menyentuh langsung generasi muda.
“Edukasi kebencanaan ini kami laksanakan berdasarkan permintaan pihak sekolah yang ingin menyisipkan materi siaga bencana ke dalam kegiatan MPLS,” ujar Heri Pauzi, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Palangka Raya, Sabtu, 12 Juli 2025.
Sejumlah sekolah yang telah melibatkan BPBD dalam MPLS di antaranya adalah SMP Negeri 9, SMP Muhammadiyah, dan SMP Negeri 11 Palangka Raya. Dalam sesi ini, para siswa diperkenalkan pada konsep dasar mitigasi bencana, termasuk langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi potensi bencana alam seperti banjir, kebakaran lahan, dan gempa bumi.
Menurut Heri, pengetahuan mitigasi harus ditanamkan sejak dini agar siswa mampu bertindak cepat dan tepat dalam kondisi darurat.
:Mitigasi bencana bukan sekadar teori. Ini langkah nyata yang mencakup pembangunan fisik, penguatan kapasitas individu, dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana,” tegasnya.
Tak hanya menjadi sesi yang bersifat formal, edukasi ini juga dikemas interaktif. Siswa tampak antusias menyimak penjelasan dan aktif berdiskusi dalam sesi tanya jawab. Semangat mereka menunjukkan bahwa topik kebencanaan bukan hal yang membosankan, melainkan menjadi pengetahuan krusial yang mereka rasa perlu.
BPBD Palangka Raya berharap kegiatan serupa bisa diperluas ke lebih banyak sekolah. Heri menuturkan bahwa bekal pengetahuan mitigasi bagi pelajar dapat menjadi fondasi kuat dalam membentuk budaya siaga bencana di lingkungan pendidikan.
“Jika sejak SMP mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan saat bencana datang, maka kita sedang membangun masa depan yang lebih tangguh terhadap risiko bencana,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan semangat nasional dalam membudayakan kesiapsiagaan bencana di semua lapisan masyarakat—dimulai dari ruang kelas.