72 Ribu Siswa Tak Mampu di Jateng Diterima Sekolah Gratis, Gubernur Luthfi: Tak Boleh Ada Anak Putus Sekolah!
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi mencetak capaian besar dalam membuka akses pendidikan bagi keluarga kurang mampu. Pada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025, sebanyak 72.460 anak dari keluarga pra sejahtera berhasil masuk ke jenjang SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta, melalui program afirmasi pendidikan gratis.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Pemprov Jateng untuk menekan angka putus sekolah, khususnya di wilayah-wilayah dengan kemiskinan ekstrem. Dari total tersebut, 70 ribu siswa diterima di sekolah negeri, sementara 2.460 siswa lainnya melanjutkan pendidikan secara gratis di sekolah swasta mitra melalui program kemitraan pendidikan.
“Kami prioritaskan anak-anak dari wilayah miskin ekstrem. Kategori P1, P2, dan P3 dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) kami libas habis agar tidak ada lagi anak miskin yang tidak sekolah,” ujar Gubernur Ahmad Luthfi dalam keterangan pers di Semarang, Sabtu, 12 Juli 2025.
Namun, Gubernur Luthfi tak menutup mata terhadap tantangan di lapangan. Di sejumlah daerah, budaya bekerja sejak remaja masih menjadi hambatan tersendiri.
“Edukasi terus kami gencarkan, karena pendidikan menengah adalah jembatan menuju kehidupan yang lebih baik,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Sadimin, menambahkan bahwa program kemitraan dengan sekolah swasta merupakan solusi dari kendala geografis yang masih dihadapi siswa di pelosok. Dari 5.040 kuota sekolah swasta mitra yang disediakan tahun ini, sekitar 2.460 kursi sudah terisi.
“Banyak siswa tinggal terlalu jauh dari sekolah negeri. Program kemitraan ini menjadi opsi yang lebih dekat dan tentu gratis,” jelas Sadimin.
Ia menyebut, pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap sekolah mitra yang belum menerima siswa, agar ke depan lebih adaptif terhadap kebutuhan lokal.
Salah satu siswa yang merasakan manfaat program ini adalah Arsad Abi Mubarok, lulusan SMP Negeri 2 Sumowono, Kabupaten Semarang. Ia sempat pesimis bisa lanjut ke SMA karena sekolah negeri terdekat berjarak 18 kilometer dari rumahnya.
“Alhamdulillah, saya sekarang diterima di SMA Muhammadiyah Sumowono. Jaraknya hanya lima kilometer, dan saya tidak perlu bayar apa pun,” ujar Arsad penuh rasa syukur.
Dengan semangat baru, Arsad bertekad memanfaatkan kesempatan emas ini untuk membangun masa depan.
“Saya ingin belajar lebih rajin, supaya bisa mengangkat derajat keluarga saya,” ucapnya penuh harap.
Program pendidikan afirmatif ini menjadi wujud nyata komitmen Gubernur Ahmad Luthfi dalam membangun masa depan generasi muda Jawa Tengah tanpa membiarkan siapa pun tertinggal hanya karena alasan ekonomi.
Foto: Humas Joglo Jateng