Kemendikdasmen Digitalisasi Ribuan Sekolah dan PKBM, SLB Kini Dilengkapi Layar Interaktif Canggih
Transformasi pendidikan di Indonesia terus bergerak ke arah yang lebih modern dan inklusif, dengan memanfaatkan teknologi digital secara masif di ruang-ruang kelas. Tahun 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus menargetkan 27.843 satuan pendidikan menerima dukungan dalam program digitalisasi pembelajaran.
Program ini mencakup berbagai jenis lembaga pendidikan, mulai dari:
• 14.451 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
• 2.379 Sekolah Luar Biasa (SLB)
• 10.506 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
• 507 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis Kemendikdasmen untuk meratakan akses teknologi pendidikan dan meningkatkan mutu pembelajaran di seluruh penjuru negeri, termasuk untuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
SLB Trituna Subang Rasakan Langsung Manfaat Teknologi
Salah satu sekolah yang telah merasakan langsung manfaat program ini adalah SLB Negeri Trituna Subang, Jawa Barat. Sekolah ini kini telah dilengkapi dengan perangkat Interactive Flat Panel (IFP), sebuah layar digital interaktif yang menggantikan papan tulis konvensional dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan inklusif.
Edwin Waliudin, guru kelas di SLB tersebut, mengungkapkan bahwa penggunaan IFP mampu meningkatkan efektivitas dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
“IFP mendukung proses pembelajaran anak, jadi lebih menarik dan mudah diakses,” katanya, Selasa (14/10/2025).
Irfan, salah satu siswa SLB Negeri Trituna, juga merasakan perubahan signifikan. Ia mengaku kini lebih semangat belajar, terutama dalam mata pelajaran favoritnya, matematika.
“Belajar jadi lebih jelas dan seru pakai IFP,” ujarnya antusias.
Teknologi yang Ramah Disabilitas
Tak hanya itu, fitur talkback pada IFP menjadi terobosan besar bagi siswa penyandang tunanetra. Fitur ini memungkinkan perangkat memberikan panduan suara otomatis untuk membantu navigasi dan pemahaman materi.
Raka, siswa kelas X penyandang tunanetra, menyebut fitur ini sangat membantu.
“Talkback itu panduan suara buat tunanetra. Jadi belajar lebih seru dan menarik. Dengan IFP, semua siswa punya kesempatan yang sama,” ujarnya.
Komitmen Hadirkan Pendidikan Inklusif dan Berkeadilan
Program digitalisasi pembelajaran yang dijalankan Kemendikdasmen tak hanya berfokus pada pemerataan teknologi, tapi juga penguatan pendidikan yang inklusif, di mana setiap anak — termasuk anak berkebutuhan khusus — memiliki akses yang setara terhadap sumber belajar yang modern dan adaptif.
Dengan dukungan perangkat digital seperti IFP, seluruh satuan pendidikan diharapkan dapat menghadirkan lingkungan belajar yang menyenangkan, adaptif, dan mendorong siswa untuk berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
Foto : Istimewa