BGN: Makanan Program Makan Bergizi Gratis Kini Diuji Bebas Racun Pakai Rapid Test
Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa seluruh makanan yang disalurkan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini wajib melalui pengujian menggunakan alat rapid test untuk memastikan bebas dari racun dan aman dikonsumsi. Teknologi ini sudah diterapkan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Polri.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
“Pak Presiden telah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid test yang bisa digunakan untuk menguji makanan yang sudah dimasak sebelum diedarkan. Ini sudah diterapkan di SPPG yang dibangun oleh Polri,” kata Dadan.
Instruksi Presiden Prabowo: Pastikan Makanan Aman
Langkah ini merupakan tindak lanjut atas arahan langsung Presiden Prabowo Subianto menyusul munculnya kasus keracunan massal yang menimpa ribuan penerima manfaat program MBG.
Dadan menyebut, hingga 30 September 2025, tercatat 6.456 siswa terdampak kasus keracunan makanan dalam program ini. Sebagai langkah penanganan, BGN telah menutup sementara SPPG yang terbukti tidak mematuhi standar operasional dan menyebabkan insiden tersebut.
“SPPG yang tidak mematuhi SOP dan menimbulkan kegaduhan kita tutup sementara sampai semua proses perbaikan selesai dilakukan,” ujarnya.
Pemerintah Perketat SOP dan Penyuplai
BGN juga memperketat pengawasan terhadap seluruh proses pengadaan makanan MBG. Salah satu langkahnya adalah melakukan seleksi ketat terhadap penyuplai bahan baku, serta mewajibkan setiap SPPG memiliki Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS).
Setiap unit juga diharuskan memiliki alat sterilisasi peralatan makan guna memastikan kebersihan alat yang digunakan oleh para penerima manfaat, yakni siswa-siswa di berbagai sekolah.
Menurut Dadan, penyebab utama keracunan adalah ketidakpatuhan terhadap SOP yang sudah ditetapkan oleh BGN. Salah satu contoh pelanggaran adalah waktu pembelian bahan baku yang melebihi ketentuan.
“Pembelian bahan makanan seharusnya dilakukan maksimal H-2 sebelum disiapkan. Tapi masih ada SPPG yang membeli pada H-4,” jelasnya.
Masalah Waktu Pengiriman Makanan
Selain itu, ia juga mengungkap bahwa banyak SPPG tidak disiplin dalam hal durasi waktu penyiapan hingga pengiriman makanan. Standar waktu ideal yang ditetapkan adalah maksimal 6 jam setelah makanan dimasak, dengan waktu paling optimal 4 jam.
Namun dalam praktiknya, terdapat SPPG yang membutuhkan waktu hingga 12 jam dari proses memasak hingga makanan sampai ke tangan siswa.
“Itu sangat berisiko bagi keamanan pangan. Karena itu, pengawasan dan evaluasi terus kita lakukan agar kualitas makanan dalam Program MBG tetap terjamin,” tandas Dadan.
Program MBG Jadi Sorotan Nasional
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran, yang bertujuan mengatasi masalah stunting dan meningkatkan asupan gizi anak-anak Indonesia. Namun, kasus keracunan massal yang sempat terjadi membuat pelaksanaannya kini berada dalam sorotan publik.
Pemerintah memastikan pembenahan menyeluruh dilakukan agar program ini dapat berjalan optimal dan tepat sasaran, tanpa mengorbankan kesehatan para siswa.
Foto : Antara