600 Siswa SD di Tangsel Diedukasi Cegah Kekerasan: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman untuk Anak
Sekitar 600 siswa dari berbagai tingkatan di SDN Babakan 2, Kecamatan Setu, mengikuti kegiatan edukasi pencegahan kekerasan terhadap anak. Kegiatan ini digelar atas kerja sama antara sekolah dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel), sebagai upaya mewujudkan sekolah ramah anak dan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta bebas dari kekerasan.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program berkelanjutan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangsel.
“Semua pihak harus terlibat aktif, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, hingga para siswa sendiri. Pencegahan kekerasan, termasuk bullying, adalah tanggung jawab bersama,” tegas Hartina Hajar, Analis Kebijakan DP3AP2KB Tangsel, dikutip Selasa (30/9/2025).
Ia hadir bersama Sekretaris Kelurahan Babakan, Rine Legina, serta Kasi Pemerintahan dan Ketertiban Umum, Dewi.
Sekolah Jadi Garda Depan Cegah Kekerasan
Hartina menekankan bahwa sekolah bukan hanya tempat anak belajar secara akademik, tetapi juga ruang strategis untuk membentuk karakter, nilai moral, dan sikap sosial.
“Sekolah punya peran strategis. Tapi peran keluarga juga tak kalah penting. Orang tua harus membangun komunikasi dan kedekatan dengan anak, agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang suportif dan aman,” lanjutnya.
Di SDN Babakan 2, program pencegahan kekerasan telah diterapkan melalui berbagai cara, seperti sosialisasi rutin, penyuluhan di kelas, pembiasaan nilai-nilai positif, dan keteladanan guru. Selain itu, kegiatan ibadah bersama seperti salat dhuha berjamaah juga menjadi bagian dari upaya memperkuat karakter dan nilai spiritual siswa.
“Sekolah juga menjalin kerja sama erat dengan orang tua dan instansi lain agar program pencegahan kekerasan bisa berjalan menyeluruh,” tambah Hartina.
Kepala Sekolah: Anak-anak Harus Paham Cara Lindungi Diri
Kepala SDN Babakan 2, Ismariyanah, menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemkot Tangsel terhadap isu kekerasan anak. Menurutnya, edukasi ini sangat penting dan bisa menjadi model yang ditiru oleh sekolah-sekolah lain.
“Ini program bagus. Anak-anak dikenalkan dengan berbagai bentuk kekerasan, dari fisik, seksual, penelantaran, sampai eksploitasi. Mereka jadi tahu cara melindungi diri dan memahami perilaku yang harus dihindari,” ujarnya.
Ismariyanah berharap edukasi semacam ini bisa menjadi benteng awal bagi para siswa menghadapi berbagai tantangan sosial di luar sekolah.
“Anak-anak yang paham akan potensi kekerasan bisa tumbuh jadi agen perubahan, yang menciptakan lingkungan belajar dan masyarakat yang lebih aman serta harmonis,” tutupnya.
Lingkungan Aman, Anak Lebih Percaya Diri
Hartina juga menambahkan bahwa lingkungan yang aman dan positif akan membuat anak merasa lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri serta berkembang secara optimal.
“Jika anak merasa aman, mereka bisa tumbuh maksimal, berpikir kritis, dan berani bermimpi. Itu tujuan utama sekolah ramah anak,” jelasnya.
Dengan kegiatan seperti ini, Pemkot Tangsel menegaskan komitmennya dalam menekan angka kekerasan terhadap anak serta membangun masa depan generasi muda yang lebih sehat, aman, dan penuh harapan.
Foto : Istimewa