Tanggul Jebol, Tiga Sekolah di Sukamanah Terendam Banjir Dua Hari, Bupati Bekasi Turun Langsung ke Lokasi
Banjir merendam Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, selama dua hari berturut-turut sejak Sabtu (1/11/2025). Air meluap akibat tanggul yang jebol, mengakibatkan tiga sekolah terdampak serta sejumlah permukiman warga masih tergenang hingga hari ini.
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang turun langsung ke lokasi banjir. Dalam tinjauannya, ia menemukan beberapa persoalan utama yang harus segera ditangani, terutama proyek Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang disebut tertunda.
“Salah satunya pekerjaan BBWS yang tertunda, ini menjadi sumber utama air meluap ke pemukiman. Saya minta pihak BBWS segera tanggap agar genangan tidak semakin meluas,” tegas Ade usai meninjau lokasi banjir.
Selain itu, Ade juga menyoroti kondisi rumah warga yang rusak akibat banjir. Menurutnya, bantuan akan disesuaikan dengan status kepemilikan tanah.
“Kalau lahan tempat tinggal warga milik pribadi dengan bukti surat kepemilikan yang sah, kita akan bantu lewat program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Tapi kalau tanahnya milik negara, bantuan kita berikan dalam bentuk logistik, makanan, dan tempat istirahat sementara,” jelasnya.
Ade menekankan penanganan cepat di titik-titik tanggul yang jebol.
“Tanggul ini harus segera dibuatkan penahan air sementara supaya air tidak melimpas ke pemukiman. Untuk jangka panjang, pekerjaan permanen seperti pemasangan beton penahan harus diselesaikan lebih cepat agar tidak terulang,” ujarnya.
Bupati juga menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menghadapi banjir ini.
“BNPB sudah menyatakan kesiapannya membantu. Pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk CSR agar penanganan banjir benar-benar nyata dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” ucapnya.
Selain meninjau tanggul dan sekolah terdampak, Ade juga mengunjungi dapur umum yang didirikan BPBD di depan Kantor Desa Sukamanah. Lokasi itu dijadikan pusat logistik bagi warga terdampak. Setelahnya, Bupati menggelar rapat koordinasi bersama perangkat daerah dan BNPB untuk merumuskan langkah penanganan pascabanjir.
“Warga sedang dalam kondisi darurat, jadi yang paling penting sekarang adalah tindakan cepat dan nyata di lapangan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, menyebut pihaknya telah melakukan pengecekan lapangan bersama Bupati dan menindaklanjuti hasil rapat dengan langkah konkret.
“Ada tiga hal utama yang kita tangani. Pertama, pintu air BSH 0 yang sudah tidak berfungsi ini sedang dikerjakan Dinas SDABMBK dan ditargetkan selesai dalam seminggu. Kedua, pemasangan sitpel atau tembok penahan tanggul yang dikoordinasikan dengan BBWS. Ketiga, pembersihan sampah di sepanjang aliran kali dari Sukatani, Sukakarya, hingga Cabangbungin dan sebagian Muara Gembong,” papar Muchlis.
Ia menambahkan, di Desa Sukamanah terdapat tiga titik tanggul yang jebol, sementara beberapa titik lain juga dalam kondisi kritis.
“Di bawah tanggul ada pori-pori yang bisa membesar jika terus tertekan air. Karena itu, masyarakat bersama relawan sudah mulai memperkuat tanggul dengan menumpuk karung pasir di lokasi yang jebol,” ungkapnya.

											


								            											
																					
								            										
								            										
								            										
								            										
