Kemenag Validasi Terjemah Al-Quran Bahasa Betawi: “Jembatan Literasi Keagamaan”

Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan akan menghadirkan terjemah Al-Quran berbahasa Betawi yang prosesnya dimulai sejak 2024 dan kini memasuki tahap validasi. Proyek ini dimaksudkan untuk mendekatkan teks suci kepada masyarakat Betawi dan memperkuat literasi keagamaan yang inklusif.

“Kehadiran terjemah Al-Quran Bahasa Betawi menjadi jembatan antara teks suci dan pengalaman hidup masyarakat,” kata Kepala Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) Sidik Sisdiyanto di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Menurut Sidik, PBAL2K sedang melakukan serangkaian pembahasan validasi untuk memastikan kesahihan terjemahan, baik dari sisi Ulumul Quran (ilmu-ilmu Al-Quran) maupun keautentikan penggunaan Bahasa Betawi. Validasi dilakukan agar setiap kata, ungkapan, dan makna benar-benar mencerminkan pesan ilahi sekaligus menghormati kekayaan bahasa lokal.

Kemenag melihat terjemah ini punya dua fungsi utama: memudahkan generasi muda Betawi mengenal Al-Quran dengan bahasa sehari-hari, dan menambah kekayaan khazanah Islam Nusantara. Sidik menegaskan proses validasi bertujuan mencegah kesalahan teknis maupun substantif dalam naskah akhir.

Data Kemenag menunjukkan, sejak beberapa tahun terakhir kementerian telah menerjemahkan Al-Quran ke dalam sekitar 30 bahasa daerah, dan 10 terjemahan telah diarsipkan dalam bentuk digital. Untuk terjemah Bahasa Betawi, tim pelaksana menyatakan pekerjaan penerjemahan telah melalui tiga tahap: pra-penerjemahan, penerjemahan, dan pasca-penerjemahan.

“Semua tahapan dilakukan dengan teliti dan penuh kehati-hatian,” ujar Ketua Tim Pelaksana Validasi Al-Quran, Ahmad Yani, menegaskan komitmen tim terhadap standar ilmiah dan kebahasaan.

Kemenag belum mengumumkan jadwal rilis resmi terjemah Bahasa Betawi. Namun, proses validasi yang sedang berjalan dinilai sebagai langkah krusial sebelum naskah disahkan dan didistribusikan ke publik.

Foto : Istimewa