Badan Bahasa Jemput Aspirasi Dunia Industri untuk Perkuat Literasi Ketahanan Pangan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong penguatan literasi di kalangan pelajar vokasi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khususnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyatakan bahwa pihaknya aktif menjemput aspirasi dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI) guna memperkuat literasi ketahanan pangan di kalangan generasi muda.
“Ketahanan pangan tidak akan terwujud tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dan kualitas itu dibangun dari literasi yang kuat,” ujar Hafidz di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dikutip Minggu (7/9/2025).
Lawan Stigma Sektor Pertanian-Peternakan
Hafidz mengungkapkan bahwa hingga kini masih terdapat stigma keliru di masyarakat terhadap sektor pertanian dan peternakan yang dianggap sebagai pekerjaan kotor, tidak bergengsi, dan tidak menjanjikan masa depan.
“Persepsi ini menjadi hambatan besar. Banyak orang tua yang enggan mendorong anaknya masuk ke bidang pertanian atau peternakan karena dianggap tidak menjanjikan. Padahal, dua bidang ini adalah kunci utama dalam mewujudkan ketahanan pangan,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Badan Bahasa tengah menyusun dan memproduksi sumber bacaan serta materi literasi yang fokus pada potensi pangan lokal, manfaatnya, dan peluang pengembangan usaha di bidang tersebut.
DUDI Keluhkan Minimnya SDM Kompeten
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Jatinom Indah, Hidayatur Rahman, mengaku dunia industri kerap kesulitan mendapatkan lulusan vokasi atau SMK yang benar-benar siap kerja di bidang peternakan.
“Kami kesulitan saat mencari SDM regenerasi di bidang peternakan. Masih sangat sedikit yang betul-betul kompeten, padahal peluangnya sangat besar,” kata Hidayatur.
Menurutnya, beberapa faktor penyebab antara lain kurikulum pendidikan yang belum selaras dengan kebutuhan industri, serta rendahnya minat siswa akibat minimnya pemahaman tentang potensi ekonomi sektor tersebut.
Ia pun mendorong adanya model kolaborasi berkelanjutan antara DUDI dan satuan pendidikan vokasi, termasuk penguatan literasi ketahanan pangan yang bisa menjadi jembatan untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap sektor pertanian dan peternakan.
“Kami harap ada kemitraan jangka panjang yang tidak hanya berhenti di program magang, tetapi juga sinergi kurikulum, pelatihan, hingga pembentukan ekosistem kerja yang lebih relevan,” pungkasnya.
Foto : Istimewa