RS Hasan Sadikin Gelar Seminar Nasional Cegah Perundungan, Gratifikasi, dan Kekerasan Seksual di Dunia Medis

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sebagai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan RI, menggelar Seminar Nasional Pencegahan Perundungan, Gratifikasi, dan Penyalahgunaan Kekerasan Seksual di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jumat (22/8/2025), di Aula Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Acara ini melibatkan pemerintah daerah, akademisi, rumah sakit pendidikan, serta para pemangku kepentingan di bidang kesehatan.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam sambutannya menegaskan komitmen Pemprov Jabar untuk memberantas praktik perundungan, nepotisme, dan korupsi di dunia pendidikan kedokteran. Ia menekankan perlunya lahir dokter spesialis yang profesional sekaligus humanis.

“Problem perundungan, nepotisme, dan korupsi itu bukan barang baru, hanya dulu tidak pernah dibicarakan. Di dunia kedokteran sekarang, bukan hanya soal pendidikan yang sulit, tapi juga biaya yang tinggi. Akhirnya hanya orang-orang dari keluarga kaya yang bisa melanjutkan ke spesialis. Padahal, bangsa ini butuh dokter pengabdi, bukan hanya dokter dari kelas tertentu,” ujar Dedi, dikutip dari akun resmi Kementerian Kesehatan, Sabtu (23/8/2024).

Sebagai langkah konkret, Pemprov Jabar menyiapkan program beasiswa pendidikan dokter spesialis melalui APBD 2026 bagi dokter umum yang mengabdi di rumah sakit pemerintah. Selain itu, akan dilakukan penjaringan calon dokter sejak jenjang SMA untuk membentuk generasi dokter berintegritas, beretika, dan berjiwa kebangsaan.

“Ke depan, jangan ada lagi bully, jangan ada lagi pemerasan, jangan ada lagi sikap arogan senior kepada junior. Dunia kedokteran adalah dunia pengabdian, bukan dunia penindasan,” tegas Dedi.

Polda Jabar: Laporan Bullying Capai Ribuan Kasus

Dalam forum yang sama, Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengungkapkan tingginya laporan terkait praktik perundungan dan gratifikasi di sektor medis.

“Bullying bukan lagi zamannya. Kami menerima lebih dari 2.000 laporan, sebagian besar dari Bandung, bahkan di RS Hasan Sadikin. Jika dulu sebatas fisik, kini sudah menyangkut materi dan uang. Ini sangat memprihatinkan,” jelas Rudi.

Menurutnya, praktik korupsi di sektor kesehatan berdampak langsung pada mutu layanan dan keselamatan pasien, sedangkan kekerasan seksual mencoreng martabat profesi medis.

“Mari kita hentikan praktik ini bersama demi generasi tenaga kesehatan yang sehat, profesional, dan bermoral,” tegasnya.

Akademisi dan Legislator Dukung Reformasi Pendidikan Kedokteran

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Arief S. Kartasasmita menegaskan komitmen UNPAD menciptakan lingkungan akademik yang aman, sehat, dan bermartabat. Hal senada disampaikan anggota Komisi IX DPR RI dr. Cellica Nurrachadiana, yang menilai seminar ini sebagai momentum penting mereformasi pendidikan dan pelayanan kesehatan.

“Kita harus mengingat kembali sumpah kedokteran, yang bukan hanya diucapkan, tetapi dijalankan. Jangan ada lagi perundungan, gratifikasi, atau kekerasan seksual di rumah sakit pendidikan,” ujar Cellica.

Ia juga mengapresiasi langkah Kemenkes memperluas pendidikan berbasis rumah sakit ke daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) dengan memberikan insentif khusus bagi tenaga medis, sehingga layanan kesehatan semakin merata dan adil.

 

 

 

Foto: Dok. Kemenkes RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup