Prabowo di Kongres PSI: “Jadilah Pejuang Politik, Bukan Sekadar Politisi”
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Minggu (20/7/2025) malam. Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan pentingnya peran partai politik dalam melahirkan generasi muda yang tak hanya terjun ke dunia politik, tetapi juga menjadi pejuang sejati bagi rakyat.
“PSI harus mencetak tokoh-tokoh pejuang. Politisi memang penting, tapi yang lebih hebat adalah menjadi pejuang politik yang berani membela kebenaran dan keadilan untuk rakyat,” ujar Prabowo disambut tepuk tangan kader PSI.
Menurut Presiden, politik bukan sekadar ajang kekuasaan, tetapi medan pengabdian untuk mereka yang tertindas dan lemah. Ia mengajak seluruh kader PSI untuk memperjuangkan kejujuran dan membela hak-hak masyarakat miskin.
“Menang dan kalah itu bukan tujuan utama. Yang penting adalah tetap berada di jalan yang benar. Jika itu dijalankan, Insya Allah akan datang dukungan rakyat. Rakyat kita tidak butuh pemimpin pencitraan, tapi pejuang yang nyata membela mereka,” tegas Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga mengapresiasi karakter PSI yang dikenal sebagai partai anak muda dengan semangat progresif. Ia menyebut keberanian PSI dalam mengadopsi teknologi baru sebagai cerminan kemajuan dan kesiapan menghadapi perubahan zaman.
Namun, Prabowo mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia kini semakin cerdas dan kritis. Di era digital, rakyat disebut mampu menilai pemimpin berdasarkan tindakan nyata, bukan hanya janji.
“Rakyat sekarang punya gawai semua. Mereka bisa melihat siapa pemimpin yang tulus membela mereka, dan siapa yang hanya bersandiwara,” tutupnya.
Kehadiran Prabowo dalam Kongres PSI sekaligus memperlihatkan hubungan yang hangat antara pemerintahan dan partai-partai muda yang sedang tumbuh. Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, memperkuat simbolisasi dukungan politik nasional terhadap regenerasi kepemimpinan di Indonesia.
Foto: YouTube/PSI