Digitalisasi Makan Bergizi Gratis: Jurus Pemerintah Pantau Gizi Anak dan Tekan Stunting

Pemerintah resmi menerapkan sistem digital dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menjamin efektivitas distribusi makanan bergizi bagi jutaan anak Indonesia, serta menurunkan angka stunting secara signifikan. Program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini ditargetkan menjangkau hingga 82 juta anak pada akhir tahun 2025.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan, digitalisasi menjadi kunci utama untuk menyukseskan program berskala nasional ini. Menurutnya, penggunaan teknologi dalam setiap aspek pelaksanaan MBG adalah keniscayaan.

“Digitalisasi dalam program makan bergizi gratis ini tidak bisa ditawar. Kita bicara soal skala masif—82 juta anak. Tanpa sistem yang terintegrasi dan berbasis data, mustahil program ini bisa berjalan optimal,” ujar Nezar dalam keterangannya, Kamis (17/7/2025).

Pantau Real-Time dari Dapur Hingga Piring Anak

Digitalisasi MBG memungkinkan seluruh proses—mulai dari pengadaan bahan makanan, pengawasan gizi, distribusi logistik, hingga pelaporan hasil—dipantau secara langsung dan real-time. Sistem ini diklaim mampu mencegah penyelewengan anggaran, keterlambatan distribusi, hingga makanan tidak layak konsumsi.

“Misalnya, untuk memastikan bahan makanan datang tepat waktu ke dapur dan sesuai standar gizi, kita butuh sistem data yang solid. Itu yang sedang kita bangun,” kata Nezar.

Selain memastikan efisiensi dan ketepatan sasaran, teknologi juga memungkinkan koordinasi antarinstansi dan pelaku lapangan menjadi lebih sinkron. Salah satunya lewat pemantauan langsung ke titik distribusi seperti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Investasi SDM dan Bonus Demografi

Nezar menyebut program MBG bukan sekadar intervensi gizi, tapi juga investasi jangka panjang dalam menyiapkan bonus demografi yang berkualitas. Ia mencontohkan negara-negara maju yang telah berhasil meningkatkan produktivitas dan kecerdasan generasi muda melalui program serupa.

“Efeknya akan terasa pada kesiapan tenaga kerja masa depan. Kalau sejak dini mereka tercukupi gizinya, kita bisa berharap punya generasi unggul yang siap menghadapi tantangan ekonomi digital,” katanya.

Kejar Indonesia Emas 2045

Digitalisasi MBG juga dinilai menjadi bagian penting dari roadmap menuju Indonesia Emas 2045. Dengan jangkauan konektivitas yang telah menembus 97 persen wilayah berpenghuni, pemerintah yakin akses terhadap program ini bisa merata hingga ke pelosok.

Bahkan, jika ditemukan keluhan seperti makanan basi atau distribusi tidak sesuai, laporan dari masyarakat akan langsung tertangani melalui sistem pengawasan publik berbasis digital.

“Kalau ada komplain dari orang tua siswa tentang kualitas makanan, sistem akan mencatat dan menindaklanjuti. Ini wujud pelayanan publik yang transparan dan akuntabel,” tegas Nezar.

Dengan sistem digital yang terintegrasi dan inklusif, program MBG diharapkan menjadi model baru pelayanan publik berbasis data di Indonesia—lebih transparan, lebih adil, dan berdampak nyata bagi masa depan anak bangsa.

 

 

 

Foto : Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup