Awali Tahun Ajaran Baru, Sekolah di Sleman Gaungkan Edukasi Kewirausahaan dan Pencegahan Kekerasan di MPLS
Ribuan pelajar baru di Kabupaten Sleman memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026 yang resmi digelar serentak pada Senin, 14 Juli 2025. Alih-alih perploncoan, sejumlah sekolah kini mengisi hari pertama MPLS dengan ragam edukasi tematik dari kewirausahaan hingga pencegahan kekerasan dan pacaran remaja.
Di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Ngaglik, MPLS dibuka dengan materi kewirausahaan yang diisi oleh pemateri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman. Kegiatan ini dirancang oleh para guru dan dijalankan bersama siswa pendamping.
“Materi kewirausahaan ini disusun langsung oleh pihak Disperindag dan rutin kami hadirkan hampir setiap tahun. Harapannya, siswa memiliki gambaran sejak dini jika ingin menekuni bidang usaha,” ujar Dhimas Sadewo, pendamping MPLS SMAN 2 Ngaglik, saat ditemui di sela kegiatan, Senin.
Tahun ini, SMAN 2 Ngaglik menerima 256 siswa baru yang dibagi ke dalam tujuh rombongan belajar (rombel). Pihak sekolah membatasi barang bawaan MPLS hanya sebatas tanda pengenal atau name tag.
Pelaksanaan MPLS di sekolah tersebut akan berlangsung hingga Jumat, 18 Juli 2025, dengan materi yang berganti setiap harinya. Tema-tema yang akan diangkat antara lain: penguatan karakter melalui “Tujuh Kebiasaan Anak Hebat”, edukasi bahaya narkoba, serta pengenalan tertib berlalu lintas.
Sementara itu, di SMP Negeri 2 Depok, hari pertama MPLS difokuskan pada sosialisasi mengenai hubungan sehat antar lawan jenis yang disampaikan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Materi ini dipilih sebagai respons terhadap kecenderungan siswa baru yang mulai membentuk relasi pacaran pasca MPLS.
“Kami ingin membekali siswa dengan pemahaman mengenai batasan dalam berinteraksi, terutama agar mereka terhindar dari potensi kekerasan atau relasi yang tidak sehat,” tutur Kepala SMPN 2 Depok, Jamiatun.
Sebanyak 128 siswa baru diterima di SMPN 2 Depok, tersebar dalam empat rombel dengan masing-masing 32 siswa. Serupa dengan sekolah lain, SMPN 2 Depok juga tidak mewajibkan barang bawaan khusus, selain name tag dan bekal makanan bergizi dari rumah.
“Kami belum mendapatkan program Makan Bergizi Gratis, jadi kami minta siswa bawa sendiri bekal sehat, lengkap dengan sayur dan buah,” jelas Jamiatun.
MPLS di SMPN 2 Depok juga akan berlangsung hingga akhir pekan ini dengan materi yang disesuaikan setiap harinya, termasuk topik pencegahan kekerasan, bahaya rokok dan narkoba, serta tata tertib sekolah.
Dengan pendekatan edukatif dan tematik, MPLS di Sleman menunjukkan pergeseran paradigma pengenalan sekolah dari praktik-praktik senioritas menuju pembentukan karakter dan perlindungan siswa sejak hari pertama.
Foto : Istimewa