Jawa Barat Ingin Jadi Pelopor Bambu Nasional, Siap Suplai Kebutuhan Ekologis hingga Transmigrasi
Jawa Barat menegaskan ambisinya menjadi provinsi pelopor dalam pengembangan bambu nasional. Tak sekadar wacana, komitmen itu digaungkan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, saat mendampingi Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi dalam kunjungan kerja ke Yayasan Pengrajin Bambu Indonesia (YPBI) di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa, 8 Juli 2025.
Erwan menyebut, bambu bukan lagi sekadar tanaman penghias halaman, melainkan sumber daya strategis yang bisa menjawab berbagai tantangan bangsa, dari krisis iklim hingga kebutuhan material pembangunan dan transmigrasi.
“Jawa Barat ingin menjadi provinsi pelopor, baik dalam penanaman maupun dalam pembudidayaan bambu untuk kepentingan ekologis, ekonomis, hingga kultural,” ujarnya, dikutip dari situs resmi Pemprov Jabar, Kamis, 10 Juli 2025.
Kementerian Transmigrasi mendukung penuh gagasan ini. Bambu direncanakan menjadi bagian dari bahan baku utama dalam pengembangan kawasan transmigrasi di berbagai daerah Indonesia. Tak hanya karena mudah tumbuh, tetapi juga karena sifatnya yang ramah lingkungan dan multifungsi.
“Kami melihat potensi luar biasa di Jabar. Ini bisa menjadi contoh nasional,” ujar Menteri Viva Yoga.
Dalam kunjungan itu, Erwan dan Viva Yoga menyerap banyak pengetahuan dari Aki Jatnika Nanggamihardja, tokoh bambu yang juga pendiri YPBI. Menurut Erwan, Aki Jatnika memberikan pemahaman menyeluruh mengenai fungsi bambu, mulai dari peran ekologis sebagai penyerap karbon dan penahan air, hingga nilai ekonomisnya yang tinggi jika dikelola secara serius.
“Bambu adalah harta karun bangsa Indonesia yang kerap dilupakan. Padahal, dari sisi sejarah, bambu punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan. Dari sisi ekonomi, bambu bisa menjadi penyelamat dalam pembangunan hijau,” ujar Erwan.
Meski memiliki kekayaan jenis bambu, Indonesia dinilai masih tertinggal dalam hal inovasi dan teknologi pemanfaatan tanaman ini. Negara seperti Tiongkok dan Jerman sudah lebih dulu menjadikan bambu sebagai komoditas unggulan dalam industri, arsitektur, dan konservasi lingkungan.
“Kita masih melihat bambu sebagai simbol kemiskinan. Rumah bambu dianggap rumah orang tidak mampu. Padahal, di luar negeri, bambu adalah simbol gaya hidup modern yang ekologis dan berkelas,” kata Erwan.
Ia mencontohkan potensi bambu sebagai bahan konstruksi untuk rumah, vila, balai pertemuan, bahkan rumah ibadah, dengan keunggulan estetika yang tak kalah dari bahan bangunan konvensional.
Dalam menghadapi perubahan iklim global dan ancaman krisis oksigen, Erwan menyerukan perlunya gerakan nasional untuk menanam bambu. Satu pohon bambu diketahui mampu menghasilkan lebih banyak oksigen dibanding banyak tanaman lain, serta mampu menyerap air dan mencegah longsor.
“Bambu bukan hanya warisan leluhur, tapi jawaban masa depan. Saat dunia menghadapi darurat lingkungan, kita tidak boleh abai pada solusi yang ada di halaman sendiri,” tegasnya.
Provinsi Jawa Barat saat ini tengah menyusun peta jalan strategis untuk budidaya bambu, termasuk regulasi, pelatihan petani bambu, hingga kemitraan dengan pelaku industri kreatif dan konstruksi.
Foto : Istimewa