Depok Siapkan Rumah Batik: Pusat Kreativitas dan Edukasi Budaya Baru di Balai Kota
Pemerintah Kota Depok bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) tengah merancang pembangunan Rumah Batik Kota Depok yang akan menjadi pusat pelestarian budaya, edukasi kreatif, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Fasilitas ini direncanakan berdiri megah di kawasan Balai Kota, tepatnya di belakang Gedung Perpustakaan Umum Daerah, dan ditargetkan mulai dibangun pada 2025 atau 2026.
Ketua Dekranasda Kota Depok, Siti Barkah Hasanah, atau yang akrab disapa Cing Ikah, menegaskan bahwa kehadiran Rumah Batik akan menjadi simbol baru bagi kota yang terus bertumbuh pesat itu. Ia menyebut fasilitas ini dirancang lebih luas, fungsional, dan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Rumah Batik ini bukan hanya tempat membatik. Ia akan menjadi ruang multifungsi: tempat belajar, berkarya, dan mengenal lebih dekat budaya Depok,” kata Cing Ikah dalam keterangannya, Rabu, 9 Juli 2025.
Rumah Batik akan memiliki berbagai fasilitas, mulai dari ruang pelatihan membatik, galeri kerajinan tangan, hingga museum mini yang menampilkan kekayaan budaya lokal. Tak hanya batik khas Depok, warga dan pengunjung juga akan dapat menikmati pameran kuliner tradisional dan hasil karya UMKM setempat.
“Di museum kecil itu nanti semua kreativitas warga akan ditampilkan. Ini menjadi ruang apresiasi dan juga motivasi bagi masyarakat Depok untuk terus berinovasi,” ujar Cing Ikah.
Fasilitas ini juga akan menjadi pusat pelatihan terbuka, baik yang didanai oleh pemerintah maupun melalui kolaborasi dengan para perajin lokal yang ingin berbagi ilmu kepada warga.
“Kami ingin berikan ruang yang luas bagi perajin untuk melatih masyarakat. Tempat yang ada sekarang sangat terbatas, jadi Rumah Batik ini akan jauh lebih memadai,” jelasnya.
Rumah Batik tak hanya menyasar orang dewasa. Pemerintah juga menyiapkan program kunjungan edukatif bagi pelajar dari berbagai jenjang usia. Nantinya, siswa akan dikenalkan langsung dengan proses membatik, membuat kerajinan, hingga memproduksi makanan khas Depok.
“Kami ingin anak-anak mengenal budaya bukan hanya dari buku, tapi lewat pengalaman langsung. Ini menjadi bagian dari pendidikan karakter dan cinta budaya sejak dini,” tambah Cing Ikah.
Pembangunan Rumah Batik diharapkan menjadi ikon baru Kota Depok dalam pengembangan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal. Selain memberdayakan UMKM, fasilitas ini juga membuka jalan bagi warga untuk mengekspresikan kreativitas dan meningkatkan kompetensi.
“Saya ingin seluruh perajin di Depok ikut berkontribusi membangun Rumah Batik ini. Kita bangun bersama pusat kreativitas, tempat belajar, dan ruang ekspresi budaya warga,” tutup Cing Ikah.
Jika terealisasi, Rumah Batik ini bukan sekadar bangunan, melainkan ruang hidup baru bagi budaya lokal yang memberi dampak langsung pada masyarakat baik secara ekonomi, sosial, maupun pendidikan.
Foto: depok.go.id